Kajian Buya Yahya: Hukum Anak Menolak Dijodohkan Orang Tuanya

28 Juli 2022 09:00

GenPI.co - Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah Cirebon Buya Yahya menjelaskan kajian Islam terkait hukum anak yang menolak dijodohkan orang tuanya.

Hal tersebut diungkapkan Buya Yahya dalam ceramah yang diunggah di kanal YouTube Al-Bahjah TV pada 14 Desember 2018.

Tak dimungkiri, seorang anak memang harus mematuhi orang tuanya. Sebab, kedua orang tua sudah melahirkan dan membesarkannya.

BACA JUGA:  Pesan Buya Yahya: Awas! Sedekah Seperti Ini Malah Jadi Maksiat

Selain itu, surga diyakini berada pada ketaatan sang anak pada ibu dan bapaknya. Namun, dengan catatan taat dalam hal kebaikan, bukan pada keburukan.

Akan tetapi, perbedaan pandangan antara orang tua dengan anaknya akan selalu muncul, khususnya terkait soal jodoh.

BACA JUGA:  Kajian Gus Baha: Jangan Terlalu Mengekang Saat Mendidik Anak

Saat ini, memang sudah bukan zamannya anak dijodohkan oleh orang tuanya.

Namun, orang tua pasti punya alasan sendiri ketika menjodohkan anaknya, terutama untuk kebaikan masa depan sang anak.

BACA JUGA:  3 Zodiak Paling Pelit, Mereka Terkenal Perhitungan

Lantas, bagaimana sebenarnya hukum seorang anak yang menolak dijodohkan orang tuanya?

Merespons hal itu, Buya Yahya menjawab, semua anak berkewajiban untuk patuh, berbakti kepada orang tua dan agar tidak durhaka.

"Termasuk di dalam masalah pernikahan. Bahkan kebanyakan kedurhakaan seorang anak bermula dari masalah pernikahan," kata Buya Yahya dikutip GenPI.co, Kamis (28/7/2022).

Menurut Buya Yahya, mulai saat memilih atau setelah menikah, seorang anak yang mengikuti hawa nafsu bisa menyakiti orang tua tanpa disadarinya.

Buya Yahya menilai, usia 25 tahun merupakan usia menikah. Oleh sebab itu, ketika menolak dijodohkan oleh orang tua, maka perlu ditanyakan lagi ke dalam diri sendiri alasan menolak itu.

"Jika alasannya karena laki-laki tersebut tidak baik agama dan akhlaknya, penolakan kamu dibenarkan. Akan tetapi, jika penolakan kamu tanpa alasan atau karena kamu punya calon sendiri itu adalah hakikat kedurhakaan kepada orang tua," tegas Buya Yahya.

Pasalnya, menurut Buya Yahya, kalau memang pilihan orang tua adalah orang baik yang layak menjadi suami (sekufu) dan hati sehat tentu sangat senang dengan pilihan orang tua.

"Dan kamu tidak akan menolak kecuali hatimu yang sakit, karena sudah tidak hormat dan patuh pada orang tua atau karena kamu sudah telanjur mencintai seseorang. Kedua-duanya adalah awal bencana kedurhakaan. Mohon dikoreksi kembali sebab penolakan itu," kata Buya Yahya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co