Abjad Arab Melayu Wajib Diwariskan Di Kepri

Abjad Arab Melayu Wajib Diwariskan Di Kepri - GenPI.co
Zulvaningsih, Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian SMP Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tanjungpinang.

Abjad Arab Melayu jadi salah satu identitas budaya di Kepulauan Riau. Jaman dahulu, Arab Melayu menjadi instrumen dalam berbahasa maupun tulis menulis. Buktinya, seluruh dokumen peninggalan kerajaan Riau-Lingga menggunakan tulisan Arab Melayu ini.

Sebagai salah satu peninggalan, tulisan arab melayu menjadi mata pelajaran di sekolah-sekolah seantero Kepri. Namun itu dulu. Sejak berlakunya kurikulum di atas 2015, mata pelajaran ini tersingkir.

Zulvaningsih, Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian SMP Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tanjungpinang mengatakan, ada alasan mengapa Arab Melayu tak lagi diajarkan di sekolah. Sebabnya, belum ada dasar hukum agar pelajaran itu masuk dalam muatan lokal.

"Saya pribadi sangat menyayangkan sekali.  Karena Arab melayu itu ciri khas dari Kepulauan Riau dan Provinsi Riau.  Karena cuma dua daerah ini yang mengajarkan Arab Melayu,” ungkapnya.

Menurutnya, mata pelajaran Arab Melayu penting untuk mempelajari sejarah Melayu. Sebab, banyak hikayat, kisah dan manuskrip yang ditulis menggunakan tulisan Arab Gundul. “Contohnya, sejarah Pulau Penyengat yang ditulis menggunakan huruf tersebut,” katanya.

Dampak lain, kini   guru-guru yang mengajarkan tulisan arab melayu sekarang tidak mengajar lagi.  Disebabkan tidak diakui dalam sertifikasi.

Jumlah guru yang bisa mengajarkan arab melayu di sekolah-sekolah sangat sedikit. Vivi mengatakan hanya orang-orang dulu yang sudah tua yang masih bisa membaca dan menulis arab melayu.  

“Seharusnya ini diajarkan untuk generasi muda,  agar budaya melayu tetap diwariskan ke anak cucu,  sehingga tidak hilang begitu saja,” imbuhnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya