GenPI.co 
Mengabdikan diri pada suatu pekerjaan sama artinya dengan mengemban amanah tanpa pamrih. Semua lelah akan menjadi berkah. Semangat juang inilah yang selalu menyala pada jiwa salah seorang insan KOPRI, Endang Yuli Purwanti.
Wanita paruh baya yang akrab disapa Ummi Yuli ini menjalani kehidupan sehari-harinya sebagai guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA 4 Bandung. Profesi sebagai guru, turut menggerakkan nuraninya untuk selalu menebar nilai-nilai kemanusiaan yang terpatri dalam diri.
Telah lama ia menjadi figur Ibu asuh bagi puluhan bayi yang tak diinginkan orang tua kandungnya. Mulai dari bayi hasil hubungan gelap, korban perkosaan hingga bayi terlantar. Hatinya tergerak untuk mengurus dan membesarkan mahkluk-mahkluk tak berdosa tersebut hingga dewasa.
“Saya dan pak Badawi (suami) mengasuh anak-anak dari berbagai latar belakang. Ada dari anak yang dibuang orangtuanya, ada pula yang sengaja dititipkan orang tuanya, ada yang anak hasil hubungan gelap yang terlantar dan lain-lain,” tuturnya kepada GenPI belum lama ini.
Di usia yang tak lagi muda, sosok Ummi tak hentinya melimpahkan anak-anak asuhnya dengan curahan kasih sayang. Iavpun dikenal sebagai sosok yang memiliki hati luas, ramah dan sederhana oleh kerabat dan siswa-siswinya.
Layaknya anak kandung, bayi-bayi tersebut tumbuh dan berkembang dengan sentuhan qolbu yang menenangkan jiwa. Saat ini mereka tinggal satu rumah dengan Ummi dan keluarganya di komplek Kopo Permai 1 Blok M 8 Bandung.
“Anak-anak Alhamdulillah ada yang sudah sarjana, ada yang sudah Hafidz Qur’an dan lain-lain,” ungkapnya.
Setiap manusia punya hak untuk memiliki kesempatan. Beban berat menjadi ringan kala kita belajar sabar. Kedua hal itu yang memicu dirinya untuk terus berjuang membesarkan anak-anak asuhnya. Selain itu, kegiatan sehari-harinya pun juga kerap diisi sebagai penceramah di Majlis ta’lim di tempat tinggalnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
