Pariwisata Bisa Dongkrak Harga Buah Naga

Pariwisata Bisa Dongkrak Harga Buah Naga - GenPI.co
Buah naga yang baru dipetik dari lebun warga di Randangan Kabupaten Pohuwato. (Foto: Rosyid Azhar)

Saatnya memetik dan menikmati buah naga di Randangan, Kabupaten Pohuwato. Buah naga adalah salah satu andalan daerah ini. Di setiap pekarangan, warga beberapa desa menanam buah ini, seperti di Banuroja dan di Sari Murni.

"Saat ini buah naga harganya jatuh, Rp 6 ribu per kg," kata Citra Mentari, staf Burung Indonesia, Kamis (7/3/2019).

Harga buah naga kali ini jatuh, biasanya antara Rp10 ribu sampai Rp15 ribu per kilogram. Saat harga di bawah inilah harus didorong dengan mendatangkan banyak wisatawan lokal, nusantara dan mancanegara untuk berkunjung dan memetik langsung buah di kebun masyarakat.

Baca juga: Pesona Bali dan Keramahan Warga Sari Murni Pohuwato

Wisata petik buah naga ini diharapkan dapat meningkatkan harga di tingkat petani. Berbondongnya wisatawan ke Randangan diharapkan menjadi pemicu meningkatknya permintaan buah naga.

"Kalau banyak permintaan akan mendorong naiknya harga buah naga, ini hukum ekonomi," kata Citra Mentari.

Buah naga di Randangan tumbuh subur. Iklim panas membuat jenis kaktus ini menemukan habitat hidup yang cocok.  Warga merawat tanaman ini dengan cara yang alami tanpa penggunaan pestisida dan pupuk pabrikan. "Warga hanya menggunakan pupuk alami untuk merawat buah naga," kata Citra Mentari.

Halaman rumah warga yang asri, tanaman ini menjulur dengan ujungnya berupa buah siap petik yang berwarna merah. Buahnya yang manis dan kaya gizi ini sangat nikmat disantap. Randangan memang dikenal sebagai daerah pertanian, buah naga menjadi salah satu andalannya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya