GenPI.co 
Alam Indonesia memang tidak pernah selesai membuat kita terpana. Cacing Sonari adalah salah satunya. Sonari berasal dari kelas Megascolecidae atau cacing hujan raksasa dengan nama spesies Polyphheretima Elongata atau Metaphire Longa.
Disebut cacing hujan karena habitat hidupnya ada di hutan hujan tropis seperti di Pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Cacing ini bewarna abu-abu dengan tubuh yang bisa tumbuh sampai sepanjang 1.5 meter dan hidup sampai 15 tahun. Tubuhnya lembut dan bercincin-cincin dan hidup di dalam tanah terutama di bagian bawah pohon.
Warga Jawa Barat menyebutnya ‘Cacing Sonari’ atau ‘Sondari’ karena cacing ini bisa mengeluarkan suara seperti peluit pada malam hari.
Cacing Sonari hidup di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, dan diburu oleh pencari cacing karena berharga mahal. Cacing raksasa ini digunakan dalam industri kesehatan tradisional dan industri kosmetik.
Masyarakat percaya bahwa Cacing Sonari dapat menurunkan demam, mengobati diare, sampai menyembuhkan tifus.
Khasiat Cacing Sonari bagi kesehatan juga diamini oleh tutur Hari Nugroho, peneliti di pusat penelitian Biologi LIPI. “Itu Karena memang aktifitas anti bakterinya tinggi,” tutur Hari Nugrohoseperti dikutip dari laman Biologi LIPI.
Sementara menurut mantan Kepala Balai Besar Litbang Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Penelitian di Talangmangu, Indah Yuning Prapti, Sacing Sonari memiliki manfaat lain, "Penelitian itu lumayan banyak, intinya dia itu bisa mengurangi panas tubuh kita. Jadi sebagai anti mikroba seperti diare dan tifus. Kemudian terakhir dia dimanfatkan jadi antibiotik," ujarnya.
Indah juga menyebut bahwa Sonari bisa menjadi antibiotik, bisa melancarkan pembuluh darah, dan mengencerkan darah yang menggumpal “Jadi kalau ada orang stroke, darah tinggi, itu bisa diterapi komplementer obat dokter dan cacing sonari.” ujar Indah lagi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
