Melihat Maleo di Hungayono

Melihat Maleo di Hungayono - GenPI.co
Burung Maleo, spesies endemik Sulawesi di Gorontalo

Gorontalo memang unik. Beberapa spesies istimewa menjadikan provinsi ini sebagai rumah mereka. Salah satunya adalah Maleo, spesies burung endemik yang memiliki telur ukuran jumbo.

Salah satu habitat burung Maleo adalah Hungayono.  Kawasan ini istimewa karena di situlah tempat yang dipilih Malelo sebagai kawasan peneluran (nesting ground). Lebih spesial lagi, Hungayono menjadi nesting gound burung maleo terbesar yang diketahui para peneliti.

Kepastian luasan Hungayono ini setelah tim dari Wildlife Conservation Society (WCS) melakukan pengukuran selama sepekan di belantara Taman Nasional Bogani Nani Wartabone.

“Luas nesting ground Maleo di Hungayono adalah 8,4 hektar. Ini yang terbesar yang kami tahu,” kata Alfons Patandung, Biodiversity Officer WCS.

Lokasi peneluran burung Maleo iru sendiri merupakan zona inti yang memiliki panas bumi. Panas ini diperlukan Maleo untuk mengerami telurnya yang diletakkan di dalam timbunan tanah. Dalam kawasan itu beragam vegetasi tumbuh. Mulai dari semak dan alang-alang, bambu hingga hutan dengan pepohonan besar.

Pemetaan ini dilakukan untuk mengetahui secara pasti luas kawasan yang terdapat lubang peneluran aktif burung maleo. WCS juga melakukan pengukuran untuk meningkatkan pengelolaan kawasan peneluran burung endemik Pulau Sulawesi ini. Selain itu juga pentingnya penyediaan kondisi yang dibutuhkan burung maleo untuk bertelur.

“Burung maleo menyukai tempat peneluran yang di bagian bawahnya bersih dari semak atau alang-alang namun terdapat naungan pohon di bagian atasnya,” ujar Alfons Patandung.

Dalam pengukuran ini, tim WCS juga membuat plot pengamatan dengan ukuran 50x50 m sehingga dapat diketahui lubang mana yang banyak disukai maleo untuk bertelur.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya