Thomas Lembong: Pariwisata Penggerak Ekonomi Baru

Thomas Lembong: Pariwisata Penggerak Ekonomi Baru - GenPI.co
Pariwisata Indonesia. (Foto: Thalitarcm/blogspot)

Pariwisata kembali ditegaskan sebagai penggerak ekonomi nasional. Kali ini, pengakuan disampaikan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong.

“Pariwisata semakin menjadi penggerak ekonomi baru. Pertumbuhannya bagus setiap tahun. Bersama perdagangan elektronik, sektor pariwisata ini harus dijaga,” ungkap Thomas, Kamis (26/7).

Mengacu data BKPM, sektor pariwisata tumbuh 14%-17% per tahun. Jumlah ini lebih besar dari pertumbuhan perekenomian Indonesia yang berada dikisaran 5%. Berdasarkan proyeksi dari Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di level 5,3% pada 2018.

“Pertumbuhan sektor pariwisata sangat kompetitif. Dalam beberapa tahun terakhir tumbuh 14%-17% itu sangat bagus. Angka itu jauh melebihi pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, motor-motor penggerak ekonomi baru ini harus dipelihara dengan baik,” katanya.

Thomas Lembong menambahkan, sektor pariwisata sangat strategis. Sebab, bergerak di bidang jasa, berkelanjutan, juga menyentuh ke level paling dasar masyarakat.

“Sektor pariwisata ini luar biasa. Sebab, sangat kompleks. Aktivitasnya berkelanjutan hingga ada potensi terus mendatangkan keuntungan. Pariwisata menyentuh hingga ke level bawah,” lanjutnya.

Pariwisata memang terus menunjukkan taringnya. Ledakan pertumbuhan juga terjadi pada lini hiburan. Sektor ini tumbuh 8.830% hingga menghasilkan income daerah Rp223,25 juta pada 2017. Padahal, sektor ini hanya menghasilkan pendapatan Rp2,5 Juta di tahun 2016.

“Pariwisata memang menjadi fenomena. Kami terus optimistis kalau sektor ini akan menjadi penopang utama perekonomian nasional,” kata Thom.

Performa pariwisata diproyeksikan menjadi tulang punggung PDB. Pada 2019, sektor ini diprediksi akan mendonasikan devisa hingga Rp280 Triliun. Proporsinya pun mencapai 15% dari jumlah global PDB. Lebih kompetitif lagi, sektor ini mempu menyerap minimal 13 juta tenaga kerja pada 2019.

“Setiap tahun performa pariwisata Indonesia terus naik. Bahkan, tahun depan bisa lebih maksimal lagi menghasilkan devisa. Bukan hanya itu, sektor ini juga ideal sebagai penyedia lapangan kerja,” jelasnya.

Selain akselerasi ekonomi, pariwisata juga menjadi katalis arus masuk investasi. Hal ini ditandai dengan target investasi pada pengembangan 10 Destinasi Prioritas. Proyek pengembangan destinasi ini butuh aliran investasi USD20 Miliar. Rinciannya, alokasinya masing-masing investasi USD10 Miliar untuk infrastruktur publik dan swasta.

“Pariwisata menjadi pintu masuk investasi yang besar. Proyek 10 Destinasi Prioritas masih butuh dana besar untuk pengembangan kawasannya. Kalau investasi masuk dan pengembangan kawasan selesai, 10 Destinasi Prioritas ini akan lebih besar dan cepat mendatangkan devisa,” tuturnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya