Bento, Jerat Ketam Khas Bintan

Bento, Jerat Ketam Khas Bintan - GenPI.co
atraksi menangkap ketam di sungai Sinah.

Berwisata ke Ballond Mangrove, pengunjung tak hanya disuguhkan dengan pemandangan hutan bakau di sepanjang sungai Sinah saja. Di kawasan ekowisata di Desa Kuala Sempang, Busung, Bintan itu, ada atraksi  menangkap kepiting menggunakan alat tangkap tradisional bernama bento.

Khairul, seorang pemandu tour di Ballond Mangrove mengatakan, bentuk bento ada dua macam, yaitu bento cacak dan bento apung.

“Yang kita gunakan di Ballond Mangrove adalah bento apung. Diletakkan di sekitar jembatan lima Busung. Jadi, saat menuju jalan pulang, pengunjung dapat merasakan kesempatan untuk menarik bento, ujar Khairul.

Ia menambahkan, kegiatan itu sekaligus memperkenalkan kepada mereka alat tangkap tradisional yang masih ada di Kabupaten Bintan.

Dijelaskan Khairul, bento terapung menggunakan bahan rotan atau bambu yang dijalin menyilang. Lalu pada sudut-sudutnya duukat dengan nilon dan jaring. Pada bagian tepi, diberi pemberat agar bento dapat tenggelam. Lalu dipasang tali yang pada ujungnya diberi pelampung. Gunanya sebagai tanda jika ada ketam yang masuk, pengapung tersebut akan tenggelam.

“Biasanya nelayan yang mencari ketam sebagai pekerjaan sehari-harinya memasang alat ini sebanyak-banyaknya di sekitar sungai. Sebab semakin banyak bento yang dipasang,semakin banyak ketam yang didapatkan.” tambahnya.

Rimbunnya hutan bakau yang tumbuh di Sungai Sinah merupakan tempat hidupnya berbagai biota laut seperti ikan, kepiting dan hewan laut lainnya. Tak heran jika kepiting banyak ditemukan disini.

“Disela-sela rimbunnya bakau, kita akan temukan semacam lorong atau sengaja dibuat nelayan. Gunanya sebagai jalur masuk ke dalam hutan dan meletakkan perangkap di dalamnya.” tutupnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya