Liputan Khusus : Masjid-Masjid Fenomenal

Masjid Seharga Rp250 Miliar

Masjid Seharga Rp250 Miliar - GenPI.co
Jakarta Islamic Centre, Gunakan Interior Betawi-Islam

GenPI.co -  Jakarta Islamic Centre (JIC) merupakan masjid yang sekaligus sebagai pusat pengembangan dan pengkajian Islam yang berada di Jalan Kramat Raya Koja, Jakarta Utara. Bangunan JIC memiliki luas 2,2 hektar dan berdiri megah diatas lahan seluas 11 hektar. Masjid indah yang berdiri sejak 2002 tersebut terdiri dari 3 lantai. Lantai 1 merupakan area kantor sekretariat JIC, lantai 2 merupakan area salat pria dan lantai 3 merupakan area salat wanita. Seluruh area masjid dapat menampung sekitar 20.86 jamaah di lantai 2, lantai 3 dan di area plaza salat.

Masjid JIC didesain oleh arsitek bernama Ahmad Noe’man, atas permintaan Gubernur Sutiyoso. Ahman Noe’man merupakan arsitek ternama di Indonesia yang juga maestro arsitektur masjid. Karya Noe’man tersebar di banyak tempat, baik di dalam negeri maupun luar negeri, seperti Masjid Salman ITB, Masjid At-Tin Jakarta, dan Masjid Indonesia di Bosnia Herzegovina. “Arsitek Ir. H. Ahmad Noe'man dipilih Pak Sutiyoso. Beliau adalah maestro pembangunan masjid,” ujar Paimun Karim, Kepala Sub Divisi Pengkajian JIC.

Baca juga :

Paimun menjelaskan, ciri khas masjid rancangan Noe’man adalah tidak menggunakan tiang penyangga lantaran Sutiyoso meminta Noe’man untuk merancang masjid yang memiliki daya tampung yang besar. Karenanya, Noe’man menggunakan besi-besi penyangga dari baja di tembok masjid, agar tetap dapat berdiri kokoh. Brilian, kan?

Arsitektur dari JIC sendiri terlihat sangat khas. Bangunannya menggabungkan dua konsep, yaitu Betawi dan Islam. Menurut Paimun, konsep tersebut digunakan karena lokasi masjid yang berada di Jakarta. Di dalam masjid juga dihiasi beragam ornament betawi, seperti 12 kipas betawi yang berada di lantai 2 masjid. Sementara itu, seluruh bangunan masjid dan gedung di JIC memiliki bentuk segi 8. Segi 8 itu dalam Islam maksudnya Arabic pattern, yang mencirikan kesempurnaan rukun islam, amar maruf dan nafi munkar.

Hal unik lainnya dari bangunan JIC adalah kubah masjidnya yang berubah warna sejak pertama kali dibangun. Kubah masjid yang terbuat dari tembaga awalnya berwarna merah, lalu berubah menjadi hitam. Setelah kurang lebih sepuluh tahun, kubah tersebut berubah menjadi warna hijau. Paimun menjelaskan, perubahan warna tersebut merupakan hasil dari oksidasi udara. Kubah masjid memang sengaja dibuat agar berwarna hijau, agar mirip dengan kubah Masjid Rasulullah SAW di Nabawi. “Kalau makaranya terbuat dari tembaga, karena bahannya kuat dan dia bisa dibentuk,” kata Paimun.

Bangunan JIC sendiri didomiasi oleh tiga warna, yaitu warna hijau, kuning dan biru. Menurut Paimun, ketiga warna tersebut digunakan karena merupakan warna yang universal. “Hijau untuk warna alam, kuning warna cahaya dan biru warna laut,” ujarnya lagi.

Masjid dan pusat kajian Islam JIC dibangun dengan dana dari Pemnerintah Daerah DKI Jakarta, dengan anggaran sekitar Rp250 Milyar. Harga yang masuk akal untuk pembangunan rumah Tuhan seindah ini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya