Liputan Khusus

Mencecap Sejarah Proklamasi Kemerdekaan di Gedung Joang 45

Mencecap Sejarah Proklamasi Kemerdekaan di Gedung Joang 45 - GenPI.co
Museum Joang 45. (Foto: Rizal/GenPI.co)

GenPI.co – Kawasan Menteng Raya, Jakarta Pusat bertabur bangunan-bangunan lawas peninggalan jaman Belanda. Salah satunya  bangunan bernama ‘Museum Joang 45’ yang turut menjadi saksi penting dalam dalam kemerdekaan Indonesia.

Gedung Joang 45 dulunya adalah sebuah hotel bernama Schomper yang dibangun oleh pengusaha Belanda pada 1938. Pasca kekalahan Belanda dari Jepang pada tahun 1942, hotel ini diambil alih oleh Jepang lalu diserahkan kepada Pemuda Indonesia. 

Saksi Bisu Pemuda Menteng 31

Untung Supardi, edukator Museum Gedung Joang 45 mengatakan, di jaman Jepang, gedung tersebut adalah markas sekelompok pemuda yang menamakan diri Menteng 31.  Kelompok itu yang beranggotakan 11 pemuda. Mereka antara lain Sukarni, Chaerul Shaleh, A.M. Hanaf dan  Adam Malik Mereka rutin melakukan diskusi di gedung ini.

Pemuda Menteng raya 31 terdiri dari 11 orang yang merupakan anak didik Bung Karno dan Bung Hatta. Setelah Jepang kalah dengan sekutu, 11 pemuda inilah menuju ke rumah Bung Karno & Bung Hatta untuk memohon agar kemerdekaan segera dilaksanakan. 

“Pada 16 Agustus para pemuda mengajak Bung Karno ke Rengasdengklok,” ungkap Untung Supardi, edukator Museum Joang kepada GenPI.co yang menyambangi museum itu belum lama ini.

Pasca kemerdekaan, gedung ini masih terus menjadi saksi bisu aksi para pemuda. Beberapa aksi itu di antaranya mendesak pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), organisasi Barisan Pemuda, dan lain sebagainya.

Pada tahun 1974, gedung ini diresmikan sebagai museum dan beroperasi hingga hari ini. Museum Joang 45 beroperasi setiap hari Selasa sampai Minggu, pukul 9.00 WIB hingga 16.00 WIB. Biaya per tiketnya sangat terjangkau, yaitu Rp 5.000 untuk dewasa, Rp 3.000 untuk mahasiswa, dan Rp 2.000 untuk pelajar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya