GenPI.co 
GenPI.co - Sumsel punya tokoh perempuan yang hebat. Seorang Ratu Sinuhun, yang menulis undang-undang Simbur Cahaya.
Begitu ucap pemerhati sejarah dan budaya Sumatra Selatan Dudi Iskandar kepada GenPI.co, Kamis (11/4) lalu. Ratu Sinuhun yang dia maksud adalah Istri penguasa Palembang, Pangeran Sido ing Kenayan. Ia bertahta dari tahun 1636 – 1642.
Ratu Sinuhun dikenal sebagai orang yang membuat hukum dan menuliskannya dalam sebuah buku. Tepatnya sebuah kitab, yang disebut Dudi sebagai Kitab Simbur Cahaya. Kitab ini berisi undang-undang yang berasal dari hukum adat dan hukum Islam yang berlaku di Palembang dan daerah pedalamannya. Hukum adat hanya diingat dan disebarkan secara lisan sebelum kitab Simbur Cahaya ada.
Soal ketokohan Ratu Sinuhun, seorang ahli lain juga mengamini. Ia adalah Kemas Ari Panji, seorang sejarahwan dari Universitas Islam Negeri Fatah. “Ratu Sinuhun adalah seorang tokoh perempuan yang luar biasa dan patut dijadikan tokoh emansipasi wanita,” ujarnya.
Pada masanya di tahun 1630-an Ratu Sinuhun menunjukkan bahwa perempuan memiliki tingkat intelektual tinggi dan berdiri setara dengan kolega laki-lakinya. “Ratu Sinuhun setara dengan laki-laki bahkan popularitasnya melebihi suaminya,” tambah Kemas Ari Panji.
Sementara menurut penari dan penggiat budaya Sumatra Selatan Mirza Indah Dewi, Ratu Sinuhun lebih dahulu memperjuangkan emansipasi wanita, sebelum era kartini. Sayangnya banyak warga Palembang sendiri yang belum mengenal Ratu Sinuhun.
Ini kemudian yang mendasari gagasan untuk mempopulerkan kembali tokoh perempuan ini di masa modern. “Ratu Sinuhun kita jadikan idola,” katanya.
Salah satu cara yang diusulkan adalah dengan membuat semacam award menggunakan nama Ratu Sinuhun bagi wanita di Sumatra Selatan yang berprestasi. cara lain, Ratu Sinuhun dijadikan nama kembatan di Palembang.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
