Kemenpar Dukung Lomba Musik Angklung Padaeng X di Bandung

Kemenpar Dukung Lomba Musik Angklung Padaeng X di Bandung - GenPI.co
Illustrasi Angklung

JAKARTA - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mendukung pergelaran Lomba Musik Angklung Padaeng (LMAP) X yang diinisiasi Keluarga Besar Bumi Siliwangi (Kabumi UPI), 29 April hingga 2 Mei 2018, di Gedung Balai Pertemuan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Menurut Deputi Pengembangan Pemasaran I Kemenpar, I Gde Pitana, LMAP yang sudah sepuluh kali digelar memiliki misi lain, selain melestarikan angklung. LMAP menjadi wujud dan implementasi untuk menjaga, memelihara, dan meregenerasi angklung seantero nusantara. Sehingga memiliki nilai ekonomis bagi masyarakat.

“Kalau angklung dikembangkan, maka ekonomi rakyat akan maju. Pariwisata juga bisa dikembangkan di tempat-tempat pembuatan dan pertunjukan angklung. Lalu disekitarnya dapat didirikan dan dimanfaatkan sebagai homestay, yaitu rumah warga yang sebagian kamarnya bisa disewakan kepada wisatawan yang ingin melihat, belajar membuat dan bermain” kata Pitana, didampingi Kepala Bidang Pemasaran Area I (Jawa) Kemenpar Wawan Gunawan di Jakarta, Kamis (8/2).

Menurut Pitana, perlombaan musik angklung diselenggarakan guna memotivasi siswa di sekolah dan masyarakat pada umumnya. Lomba juga menjadi salah satu bentuk untuk terus berkontribusi dalam mengembangkan seni budaya daerah. Terlebih, angklung telah ditetapkan sebagai budaya nasional Indonesia yang diakui internasional.

“Tidak hanya itu, kegiatan ini dapat dijadikan sarana untuk lebih memasyarakatkan angklung dalam dunia industri pariwisata pertunjukkan yang dikemas dalam kegiatan perlombaan. Serta menjadikan media untuk lebih memasyarakatkan angklung dalam dunia industri pariwisata pertunjukkan,” ucap Pitana.

Kepala Bidang Pemasaran Area I (Jawa) Kemenpar Wawan Gunawan menambahkan, LMAP digelar sangat tepat sasaran. Para pesertanya terdiri dari tingkat nasional pada jenjang SD, SMP, SMA, dan Perguruan
Tinggi/Umum. Mereka memiliki peran penting dalam mempertahankan kearifan lokal. Sehingga dapat menggali nilai-nilai tradisional dalam berkesenian dan berkebudayaan.

“LMAP menjadi salah satu salah satu daya tarik industri pariwisata. Dalam hal ini merujuk pada nilai pertunjukan yang global dan berstandard nasional,” kata Wawan. Mengusung tema “Edukasi Dalam Harmoni”, LMAP tahun ini ditargetkan diikuti 100 grup atau 5000 pemain angklung dari berbagai provinsi di Indonesia.

Tema ini diambil sebagai ajakan kepada para peserta, penonton, dan masyarakat luas untuk lebih mencintai musik Indonesia dari Sabang hingga Merauke melalui angklung sebagai media pendidikan musik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya