GenPI.co - Mafia Alat Utama Sistem Senjata Tentara Nasional (Alutsista) di Kementerian Pertahanan (Kemhan), kembali mencuat usai beberapa tokoh militer menduga sosok M sebagai dalang dari peristiwa KRI Nanggala-402 karam.
Menanggapi hal tersebut, Marsdya TNI (Pur) Hadiyan Sumintaatmadja turut mengomentari dugaan mafia alutsista di Kemenhan.
BACA JUGA: Usai Tragedi Nanggala 402, Komisi I Bentuk Panja Alutsista
Menurut dia, memang ada beberapa orang yang memegang kepentingan dalam pengadaan alutsista. Namun, hal tersebut bukan lah mafia, melainkan pemegang kekuasaan.
"Ada yang menyebut si M itu mafia alutsista, tapi menurut saya itu ialah penentu kebijakan," ungkap Hadiyan di YouTube Kanal Anak Bangsa, beberapa waktu lalu.
Mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenhan itu menilai, pengadaan alutsista kerap mandek karena tidak sesuai dengan keinginan pengguna.
Menurutnya, para pengguna sudah menentukan konsep yang akan digunakan untuk memperkuat alat tempur.
Akan tetapi, kata Hadiyan, di dalam Kemenhan sulit dikeluarkan anggaran tentang modernisasi alutsista.
"Biasanya, kan, pengguna dalam arti sudah menentukan alat perang karena mengetahui medan secara langsung. Namun, kerap kali terhenti dan tidak sesuai," jelasnya.
Hadiyan mengungkapkan, Kemenhan sebenarnya sudah menyiapkan anggaran untuk pengadaan alutsista ke depannya.
Dia lantas meyakini bahwa hal itu sudah masuk dalam anggaran yang telah direncanakan.
"Saya yakin anggaran sudah ada, tapi belum. Ini ada konflik antara pengguna dan penentu kebijakan," terangnya.
BACA JUGA: Pengamat: Kecelakaan Alutsista Bisa Melemahkan Mental Prajurit
Sebagaimana diketahui, dugaan mafia alutsista di Kemhan kembali mencuat usai tragedi KRI Nanggala-402 yang karam beberapa waktu lalu. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News