Industri Cokelat di Yogya, Kurangi Upah Pekerja Agar Bertahan

19 Mei 2021 20:14

GenPI.co - Griya Cokelat Nglanggeran di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul berupaya tetap berproduksi di tengah pandemi Covid-19.

Kapasitas produksi, jam kerja dan upah karyawan pun dikurangi untuk mempertahankan kelangsungan industri yang berada di kawasan wisata Gunung Api Purba Nglanggeran ini.

BACA JUGA: Pantai Gunung Kidul Jadi Primadona, Hari Ini Puncak Kunjungan

Pengurus Griya Cokelat Nglanggeran Surini mengatakan pemasaran produknya selama pandemi ini hanya mengandalkan sektor pariwisata saja.

“Kami masih bisa bertahan. Hanya, mengurangi kapasitas produksi, jam kerja dan upah karyawan,” kata Surini di Gunung Kidul, Rabu (19/5).

Produk dari Griya Cokelat ini di antaranya minuman cokelat berbagai varian, cokelat batangan, bakpia cokelat, keripik pisang cokelat, dodol cokelat dan aneka camilan lainnya.

Surini mengaku sejak pandemi terjadi, permintaan menurun tajam hingga sampai 70 persen.

Surini mengatakan sebelum terjadi pandemi, pihaknya mampu menjual 6.000 sachet per bulan. Sedangkan saat ini maksimal 2.000 sachet per bulan minuman cokelat yang harganya kisaran Rp4.500 sampai Rp5.500 per sachet.

“Pengunjung ke Nglanggeran ini sangat berkurang, bahkan tidak ada. Secara langsung berpengaruh pada omzet penjualan,” ucapnya.

Surini mengatakan bahan baku dari industri ini didapatkan dari para petani di sekitar Nglanggeran. Sedangkan kebutuhan susu diambil dari kelompok peternak sekitar.

BACA JUGA: Wisata Pantai di Gunung Kidul Dikunjungi 16.120 Orang Sehari  

Surini mengaku untuk penjualan dengan konsep daring masih belum bisa mendongkrak penjualan.

“Selama ini kami mengandalkan adanya wisatawan saja, kalau pemasaran secara daring belum dapat maksimal," ucapnya. (ant)  

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ridho Hidayat

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co