Haedar Nashir: Jauhi Politisasi Pancasila

01 Juni 2021 14:01

GenPI.co -
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyambut baik hari kelahiran Pancasila yang jatuh pada 1 Juni. Haedar Nashir mewanti-wanti agar elit di negeri ini jangan melakukan politisasi Pancasila.

Menurutnya, politisasi pancasila dapat membuat ketidakpercayaan terhadap ideologi Pancasila itu sendiri.

"Jauhi politisasi Pancasila untuk kepentingan apa pun, karena kita belajar dari sejarah setiap reduksi, penyimpangan, dan politisasi Pancasila akan menimbulkan ketikdapercayaan pada Pancasila itu sendiri. Jangan membawa pancasila menjadi sesuatu yang sempit," ujar Haedar Nashir, dalam siaran pers PP Muhammadiyah.

BACA JUGA:  Astaga, Tokoh Muhammadiyah Ini Disebut Provokator, Ternyata..

Pancasila yang sudah menjadi dasar negara, kata Haedar Nashir, adalah Pancasila 18 Agustus 1945 dengan pengalaman sejarah yang panjang di era orde lama, orde baru, dan setelah reformasi selama dua dasawarsa.

Haedar mengajak seluruh warga bangsa untuk mewujudkan Pancasila. Pertama, menerapkan Pancasila dalam kehidupan bernegara, melalui seluruh institusi kenegaraan agar betul-betul menjadikan setiap sila Pancasila sebagai dasar nilai, dasar pijakan mengambil keputusan dan orientasi dalam kebijakan tersebut agar tetap berada di koridor Pancasila.

BACA JUGA:  Dukungan ke Palestina, Haedar Nashir: Saatnya Tidak dengan Teriak

"Pertentangan sering terjadi karena kebijakan-kebijakan negara itu tidak sejalan dengan jiwa, alam pikiran, dan moralitas Pancasila,” ujar Haedar.

Menurut Haedar Nashir, pancasila harus menjadi pedoman hidup berbangsa bagi seluruh komponen dan warga bangsa, termasuk para elit bangsa.

BACA JUGA:  Kepada Elite Negeri, Ini Pesan Ketum PP Muhammadiyah

Perumusan Pancasila untuk menjadi bahan sosialisasi dalam kehidupan bernegara jangan mengulangi yang telah terjadi di masa lalu.

"Pancasila tidak cukup hanya dihapal, menjadi doktrin, dan pemikiran, Pancasila harus kita praktekkan dan kita warga bangsa, elit bangsa dimanapun berada dan dalam posisi apa pun harus menjadi contoh teladan di dalam mempraktekkan Pancasila, menjadi insan-insan yang Berketuhanan Yang Maha Esa, Berperikemanusiaan yang adil dan beradab, Berpersatuan Indonesia, Berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan Berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesi. Kata “ber” menunjukkan kata kerja, artinya Pancasila dijadikan praktik nyata dalam berbangsa dan bernegara,” tutur Haedar. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hartanto Ardi Saputra

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co