Bukan Eropa, Sejarah Buktikan Indonesia Pertama Kali ke Australia

14 Mei 2019 02:31

GenPI.co - Dua dekade terakhir terjadi pergumulan antara beberapa ide mengenai siapa manusia pertama yang tiba Australia. Sebelumnya diyakini bahwa Kapten Cook yang berkebangsaan Inggris adalah yang pertama tiba di Australia pada tahun 1770 Ini diyakini banyak orang sampai ditemukan bukti bahwa Pelaut Belanda bernama Willem Janszoon adalah pertama yang tiba di Australia pada tahun 1606. 

Namun pendapat ini pun goyah setelah ditemukannya coin dari kerajaan Kilwa di Tanzania di pantai utara Australia. Koin ini dibuat sekitar tahun 1000-an masehi dan ditemukan di pulau Elcho di Arnhem Land pada tahun 1940-an. Temuan ini disusul dengan temuan koin dari China buatan dinasti Ming yang diperkirakan dicetak tahun 1736-1795. Koin ini lagi-lagi ditemukan di pulau elcho kepulauan wessel di Northern Teritory, Australia pada 25 juli 2014.

Baca juga :

DJ Kenamaan Australia Tewas di Bali 

Australia Kecewa Situs Bom Bali Dijadikan Restoran 

Turis Australia Sudah Bosan ke Bali? 

Pada masa Koin Kilwa dicetak, Kerajaan Sriwijaya sedang berada di akhir masa jayanya. Sriwijaya belum hilang namun sedang menuju masa akhirnya saat beribukota di Jambi. Mereka masih mengendalikan sebagian besar perdagangan di selat Malaka, dengan laporan dari seorang pedagang Armenia yang harus membayar sejumlah besar uang kepada kepala armada laut Sriwijaya saat akan melintasi daerah lingga, di kepulauan Riau.

Sebagai daerah yang ramai dengan perdagangan, Koin dari berbagai kerajaan hilir mudik sebagai alat pembayaran di berbagai pelabuhan di Sumatra dan semenanjung Melayu yang berada dalam wilayah Sriwijaya. Dari sana, Koin-Koin itu bisa dibawa dan dijadikan alat tukar dimanapun di nusantara, bahkan ke wilayah-wilayah di luar nusantara namun dapat dijangkau oleh para Pelaut hebat dari nusantara.

Pedagang Makassar telah berdagang dengan suku Yolngu di Arnhem Land, Northern Teritory, Australia sejak masa lampau. Perdagangan itu cukup ramai sampai orang Makassar mempunyai tempat pengolahan teripang sendiri di Teluk Raffles, Coburg, Arnhem Land. Pelabuhan yang pada tahun 1839 digambar dalam bentuk sketsa oleh L. Breton. Penggunaan teripang sejak masa dinasti Ming 1386 – 1644 berguna untuk memperbaiki saluran darah, kekuatan tubuh, menyembuhkan ginjal, melembabkan saluran pencernaan, dan meningkatkan kejantanan. Segala manfaat itu membuat teripang sangat dicari oleh orang Cina, dan salah satu pemasoknya adalah pedagang Makassar.

Gathapura Mununggur, ranger senior dari Dhimurru Aboriginal Corporation di Yirrkala, Arnhem Land, mengatakan bahwa perdagangan antara Makassar dan Yolngu telah berlangsung ratusan tahun, sejak sebelum orang Eropa datang di benua Australia. Orang Makassar mencari cangkang kura-kura, kulit kerang, dan terutama Teripang untuk dijual ke Cina. 

Akademisi dan linguist Dr. Michael Cooke pun pendukung pernyataan Gathapura. Dia mengatakan hubungan antara orang Makassar dan orang Yolngu terjadi sebelum orang Eropa datang dan membuat pemukiman di Australia. “pasti sebelum pemukiman Eropa, tapi belum diketahui secara pasti berapa lama, 300 tahun adalah perkiraan yang bagus.” Ujarnya. 

Sebuah seni cadas gua (rock art) yang oleh anthropolog dari Anindilyakwa Land Council dikatakan berusia antara 500 sampai 600 tahun telah ditemukan di Gua Groote Eylandt. gambar dalam seni cadas gua itu berupa perahu orang makassar. Mungkin mereka sering sekali melihat perahu itu sehingga digambarkan dalam gua mereka. Jika perkiraan usianya benar, Itu berarti gambar tersebut setidaknya digambar pada tahun 1400 sampai 1500, mungkin beberapa tahun setelah orang Makassar pertama tiba dan melakukan perdagangan dengan orang Yolngu setempat.

Hal ini diperkuat oleh salah satu alat peraga di Museum Maritim yang dikelola oleh PT. Pelabuhan Indonesia. Sebuah peta di Museum itu menunjukkan bahwa Pelaut Makassar melaut sampai ke bagian utara Australia setelah mengikuti jalur melaut suku Bajo (bajau, dalam varian lain). Suku Bajo telah diakui dunia sebagai manusia laut, mereka bahkan telah mengembangkan organ tubuh mereka agar dapat beradaptasi dengan kehidupan laut. Orang Bajo selama hidupnya hanya pergi ke daratan untuk menjual hasil tangkapan mereka.

Jika orang Makassar hanya mengikuti rute laut yang dimulai oleh orang Bajo, berarti orang Bajo sendiri telah sampai ke Australia Utara jauh sebelum tahun 1400 atau 1500 Sehingga kini kita tahu, orang non-Aborigin yang pertama kali menjejakkan kaki ke Australia adalah para Pelaut hebat dari nusantara. Bajo dan Makassar.


Tonton lagi :

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co