GenPI.co - Indonesia dihuni oleh banyak suku bangsa bahari, mereka meninggalkan jejak di banyak tempat di Asia Tenggara, sakah satunya adalah orang Makassar. Tidak tanggung-tanggung, orang Makassar meninggalkan jejak mereka jauh ke selatan, di Australia. Orang Makassar telah tiba di wilayah utara Australia setidaknya sejak pertengahan abad ke-18, tahun 1700-an. Beberapa ahli malah menarik waktu yang lebih jauh lagi, mereka yakin orang Makassar telah tiba di Australia ratusan tahun sebelum orang Eropa pertama tiba di benua paling Selatan itu.
Orang Makassar adalah bangsa bahari yang gemar berdagang dan mereka berlayar jauh sampai ke Australia demi teripang. Teripang atau timun laut adalah hewan yang diyakini memiliki banyak manfaat kesehatan dan membantu meningkatkan kejantanan pria. Teripang banyak dicari untuk dijadikan obat di daratan Asia, terutama oleh orang Cina. Salah satu pemasok teripang ke Cina adalah pedagang Makassar, yang memperoleh teripang salah satunya dari perairan di utara Australia.
Baca juga :
Ini Dia Salah Satu Camilan Berbuka Puasa Khas Makassar, Doko-Doko Pisang
Es Palu Butung, Kudapan Menyegarkan Khas Makassar
Adu Betis, Tradisi Keperkasaan Pria di Makassar
Konsultan cagar budaya dari kelompok sejarah Past Masters Mike Owen mengatakan puncak perdagangan teripang terjadi pada tahun 1700-an namun dia yakin orang Makassar telah tiba di Australia seratus tahun lebih awal, tahun 1600-an. “saya kira ada bukti yang bagus mengenai hubungan antara Yolngu dengan berbagai kelompok lain untuk masa yang sangat lama, orang Yolngu bicara mengenai perburuan paus dan penempaan logam.” katanya.
Orang Yolngu adalah nama asli suku Aborigin di Australia, mereka menyebar di bagian utara. Dan saat orang Yolngu bicara mengenai perburuan paus, maka kebudayaan terdekat yang memiliki tradisi berburu paus ada di kepulauan di utara, tepatnya dari daerah Lamalera, Pulau lembata, Nusa Tenggara Timur. Orang Lamalera telah melakukan perburuan paus selama berabad-abad dan terdapat cerita mengenai Pelaut Lamalera yang sampai ke Darwin di Australia utara saat mengikuti buruan mereka. Orang Yolngu sendiri mewariskan secara turun menurun cerita mengenai leluhur mereka yang bepergian ke Sulawesi, Dili, dan Manila, bahkan ada yang sampai ke Singapura. Mereka bisa tiba disana dengan menumpang kapal orang Makassar.
Pada tahun 1823 profesor Campbell Macknight menemukan catatan mengenai orang Aborigin dari seorang gubernur jenderal Belanda yang sedang berkunjung ke Makassar, catatannya menggambarkan orang Yolngu sebagai 'sangat hitam, perawakan tinggi, dengan rambut keriting namun tidak sekeriting rambut orang Papua. berkaki panjang, bibir tipis. secara umum, tubuhnya bagus'.
Profesor Campbell Macknight lalu menemukan di perpustakaan Roma sebuah foto orang Yolngu Australia di Makassar. foto itu berasal dari tahun 1873 Tepat Setahun kemudian pada tahun 1874, tim ekspedisi pencari emas dari warga Eropa di Australia memasuki daerah Arnhem Land dan bertemu orang Aborigin Yolngu yang mampu berbahasa inggris. Mereka mengaku belajar bahasa Inggris saat bepergian ke Singapura. “tentu saja, pasti banyak orang Aborigin yang mampu berbicara dalam bahasa Makassar,” ujar Macknight. Karena untuk tiba ke Singapura mereka harus menumpang di kapal milik orang Makassar.
Perjumpaan antara orang Makassar dan orang Yolngu ini berlangsung lama dan akhirnya meninggalkan jejak. Jejak itu berupa kata-kata. Terdapat sekitar 350 kata dari bahasa Makassar yang diserap ke dalam bahasa Yolngu. Lima diantaranya yakni Papan menjadi bapan, Barat menjadi bara, Pataripan (pencari teripang) menjadi bataripa, Bayara (bayar) menjadi bayara, dan Babi menjadi bawi.
Bukan hanya kata-kata, orang Makassar meninggalkan jejak yang lebih kua di Australia, anak keturunan. Sebagai dampak dari interaksi antar mereka, orang Yolngu dan Makassar melakukan perkawinan. Tahun 1986, sekelompok peneliti dari Australia berangkat ke Makassar, salah satu anggota tim adalah orang asli Yolngu. di Makassar mereka bertemu dengan seorang wanita tua bernama ibu Saribanung Daeng Nganne yang masih ingat bahwa bapaknya, seorang nahkoda kapal Makassar, menikahi orang Yolngu dan dua saudara tirinya tinggal di pulau elcho. Keturunan kelima dari si Nahkoda di elcho ternyata masih ada dan kenal dengan anggota tim yang berangkat ke Makassar. Luar biasa bukan! Semakin bangga dengan kehebatan Indonesia!
Tonton juga :
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News