GenPI.co - Akademisi ilmu pemerintahan Rochendi mengaku khawatir bahwa generasi muda Indonesia tak memiliki mental yang sekuat dibanding masyarakat angkatan sebelumnya.
Oleh karena itu, mungkin saja generasi muda Indonesia berpotensi untuk ‘dikerjai’ oleh pemerintah.
“Zaman sudah berbeda dan mereka mungkin nggak punya daya juang yang tinggi,” ujarnya kepada GenPI.co. Senin (14/6).
Rochendi mengatakan bahwa hal itu disebabkan oleh sistem pendidikan di Indonesia sudah dilemahkan dalam upayanya membentuk mental yang kuat.
“Secara psikologis anak-anak ini dilemahkan. Ketika mereka berdebat atau berpendapat, dianggapnya malah melawan,” katanya.
Hal itu membuat para generasi muda Indonesia menghindari perdebatan dan perbedaan pandangan.
Menurut pengajar di Universitas Sutomo Serang itu, ketika generasi muda tidak setuju dengan suatu hal, mereka cenderung akan langsung pergi begitu saja.
“Itulah yang membuat para ‘emak-emak’ berusaha membela dan vokal dalam demonstrasi untuk mengkritik dan melawan pemerintah,” ungkapnya.
Rochendi pun memaparkan bahwa aparat penegak hukum bisa bertindak keterlaluan jika ‘emak-emak’ yang pasang badan dalam demonstrasi ikut ditangkap.
“Masak mereka mau diberangus dan dihabisi juga sama pemerintah? Apa mereka bisa tega seperti itu?”
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News