Diaspora Angkat Pariwisata Banyuwangi

18 Juni 2018 18:48

Para perantau atau diaspora, memiliki peran penting untuk memperkenalkan pariwisata Banyuwangi. Dampaknya pun sangat positif. Kunjungan wisatawan ke Banyuwangi meningkat drastis.

Pemaparan tersebut disampaikan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, dalam event Diaspora Banyuwangi 2018. Acara ini digelar di Pendopo Kabupaten. Ribuan warga Banyuwangi yang berada di berbagai belahan Indonesia dan dunia, hadir di acara ini. Mulai dari tokoh nasional hingga mahasiswa.

Menurut Bupati Anas, diaspora memiliki peran dalam meningkatkan sektor pariwisata. Imbasnya, turut menggerakkan ekonomi lokal.

Ia memaparkan, turis domestik yang ke Banyuwangi meningkat drastis. Dari 497.000 di 2010, menjadi 4,01 juta di 2017. Adapun kunjungan wisatawan mancanegara dari 5.205 orang pada 2010 menjadi 91.00 orang pada di 2017, dengan pendapatan devisa Rp 546 miliar, berdasar perhitungan Kementerian Pariwisata. Untuk target wisatawan mancanegara pada 2018, Bupati Banyuwangi hanya menyebutkan angka lebih dari 100.000 wisatawan dalam setahun.

"Peningkatan pendapatan per kapita juga melonjak dua kali lipat. Dari Rp 20,8 juta (2010) menjadi Rp 41,6 juta per orang per tahun (2017). Walaupun bukan hanya dari pariwisata, tapi peningkatan pariwisata dan income per kapita begitu terukur," jelas Bupati Anas, Minggu (17/6).

Imbasnya, indeks kemiskinan di Banyuwangi menurun drastis. Menjadi 8,79 persen pada 2016. Angka ini jauh lebih rendah dibanding rata-rata Provinsi Jatim lainnya. Ditambahkan Bupati Anas, semuanya terjadi seiring tumbuhnya sentra ekonomi baru berbasis pariwisata.

"Kenapa bisa turun signifikan? Semua tak luput dari kerja sama langsung masyarakat dengan pemerintah, juga swasta, industri penunjang pariwisata seperti perhotelan, dan PT Angkasa Pura, termasuk para diaspora," ungkapnya.

Dari data yang ada, pertambahan homestay di Banyuwangi sangat pesat. Di 2017, Banyuwangi memiliki 300 homestay.

"Masyarakat yang membangun desa sendiri dari homestay pertamanya. Lalu di dalam homestay-nya dikasih atraksi wisata seperti membuat kerajinan, membuat kue, jadilah lama nginapnya," tutur Bupati Anas.

Anas melanjutkan,  momen dan kesempatan ini bisa menjadi tempat untuk menggalang solidaritas membangun daerah dan saling bertukar informasi.

“Semua bisa membangun jejaring untuk bersama-sama mengembangkan daerah. Yang sudah sukses jadi pengusaha di Jakarta, misalnya, bisa bermitra dengan UMKM di Banyuwangi. Bukan semata-mata bisnis, tapi tergerak oleh cinta daerah,” ujarnya.

Dalam acara itu, disediakan beragam kuliner lokal secara gratis. Berbagai makanan khas Banyuwangi disajikan, mulai pecel pitik, rujak soto, nasi cawuk, lontong sayur, hingga sayur kelor sambal sereh. Sejumlah atraksi seni-budaya setempat juga akan ditampilkan.

Acara rutun tahunan ini selalu dihadiri oleh Menpar Arief Yahya. Hadir pula anggota DPR, Nihayatul Wafiroh, Konsul Keuangan dan Bea Cukai di Konsulat Jenderal Indonesia di Hong Kong, Imik Saputro, dan anggota Dewan Komisioner OJK, Ahmad Hidayat.

Para perantau yang hadir tercatat dari Korea Selatan, Selandia Baru, Jepang, Taiwan, Hong Kong. Juga dari Papua, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, Bali, Jakarta, dan Bandung.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co