Lawan Islamofobia, MUI Tekankan Nilai Islam Wastahiyyah

28 Juni 2021 23:15

GenPI.co - Belakangan dunia menghadapi satu tantangan besar berkembangnya ekstremisme dalam memahami ajaran agama (al-tatharruf fi al-tadayyun).

Sikap ekstrim dalam beragama ini telah dirasakan semakin mengkhawatirkan terutama karena telah mengoyak ukhuwah dan persatuan baik antar umat beragama, maupun di internal umat Islam.

Di sudut lain dari sikap ekstremisme ini adalah muncul dan merebaknya sikap Islamofobia yang akhir-akhir ini juga semakin mengkhawatirkan.

BACA JUGA:  Mendadak MUI Desak Pemerintah Jokowi Lakukan Ini, Alarm Bahaya!

Adanya sikap atau tindakaan yang menunjukkan kebencian, ketakutan, dan ketidaksukaan terhadap Islam, yang dalam batas-batas tertentu telah juga menciptakan reaksi dalam bentuk sikap ekstrem lainnya.

“Peristiwa pembunuhan yang terjadi di kota London, Kanada, yang menewaskan keluarga muslim adalah contoh nyata bentuk Islamofobia yang sangat mengkhawatirkan. Kita semua mengutuk keras cara-cara ekstrem seperti itu,” ungkap Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional.

BACA JUGA:  Tegas! MUI Perintahkan Ulama DKI Jakarta untuk Taat Aturan

Menurutnya, Dewan Pusat Majelis Ulama Indonesia memiliki peran, tugas dan tanggungjawab yang cukup besar untuk menghadang berkembangnya ekstremisme beragama ini termasuk di dalamnya adalah sikap Islamofobia tersebut, dengan mengarusutamakan pandangan dan nilai-nilai moderasi beragama, khususnya yang terdapat dalam ajaran Islam Moderat (Wasathiyyah al-Islam).

“Hal ini sejalan dengan hasil Musyawarah Nasional IX tahun 2015, Majelis Ulama Indonesia yang telah menetapkan “Taujihat Surabaya” tentang konsep Islam Wasathiyyah untuk Indonesia dan Dunia yang Berkeadilan dan Berkeadaban”, lanjutnya.

Senada dengan Sudarnoto, Prof. Masykuri Abdillah, Gurubesar Politik Islam UIN Syarif Hidayatullah dalam paparannya menegaskan bahwa Islam hadir ke alam dunia ini membawa misi Islam yang rahmatan lil alamin.

“Meski demikian, dalam perjalanannya, Islam juga diwarnai dengan sikap-sikap dan tindakan berlebihan (ghuluw) dan ekstrem (tatharruf) baik dalam konteks akidah, ibadah, maupun dalam kehidupan masyarakat dan negara,” ungkapnya.

Oleh karena itu, untuk mengimbangi sikap ekstrem tersebut, umat Islam harus senantiasa mengarusutamakan nilai-nilai Islam moderat (wasathiyyah, tawassuth, dan I’tidal), sebagai bagian utama dari misi Islam sebagai rahmatan lil alamin, baik dalam kehidupan beragama maupun dalam kehidupan bermasyarakat," tegas Abdillah.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co