Nusa Penida Terlalu Indah untuk Diserang Hoax Sampah

08 Maret 2018 17:13

Berita bohong atau hoax, rupanya tidak hanya berlaku di dunia politik. Destinasi wisata Indonesia juga ikutan diserang. Nusa Penida di Kabupaten Klungkung, Bali, diserbu dengan tayangan video sampah yang tidak jelas diambil kapan dan dimana lokasi persisnya.

Hingga Kamis (8/3) siang, news-news seputar sampah Nusa Penida sudah bersliweran ke seluruh dunia. Semua kompak mengekspose video seorang turis menyelam di tengah kepungan sampah.

Saat dicek ke lapangan, ceritanya ternyata sangat berbeda.Dinas Pariwisata Kabupaten Klungkung yang turun langsung ke kawasan Nusa Penida ternyata tidak menemukan daerah yang dipenuhi sampah seperti yang terlihat di video itu.

“Kondisi Nusa Penida saat ini aman-aman saja di permukaan. Tidak seheboh video yang viral itu. Saya menduga ada unsur fitnah dan menjelek-jelekkan Nusa Penida. Saat ini malah Nusa Penida sedang booming. Kami justru kebanjiran wisatawan,” tegas Kepala Dinas Pariwisata Klungkung, I Nengah Sukasta, Kamis (8/3).

Dijelaskan Sukasta, perairan The Blue Paradise Island memang sempat mendapatkan sampah kiriman dari wilayah lain. Tapi timingnya terjadi saat sebelum video itu beredar. Waktu persisnya adalah saat musim hujan dan gelombang pasang yang merupakan dampak siklon angin barat.

“Kemarin memang sempat ada sampah kiriman. Biasa seperti itu karena arus mengarah ke Nusa Penida. Tapi itu sudah dibersihkan. Sudah clear semua. Kami mengimbau masyarakat di daerah lain untuk tidak membuang sampah ke sungai atau laut. Ini mencemari lingkungan. Imbasnya ke pariwisata Indonesia,” ujar Sukasta.

Saking care-nya dengan sampah, Klungkung bahkan punya cara paten untuk mengolah sampah. Salah satunya dengan teknik Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) yang sudah digulirkan.

Metode tersebut memiliki fungsi ganda. Selain mengatasi sampah, TOSS mampu menjadi bahan bakar terbarukan. Melalui TOSS sampah diolah menjadi briket dan pelet. Kedua produk olahan bisa dipakai sebagai bahan bakar pembangkit listrik dan memasak.

“Kami secara maksimal mengolah sampah. Partisipasi aktif masyarakat dilibatkan. Keunggulan TOSS, sampah tidak perlu dipilah. Sampah diolah langsung melalui poses ‘peuyeumisasi’, biketisasi atau peletisasi, dan gasifikasi.  Dengan penambahan bio activator, bau kurang sedang hilang dalam tiga hari. Setelah berbentuk briket atau pelet, bisa dipakai sebagai bahan bakar. Termasuk, bahan bakar pembangkit listrik,” kata Sukasta.

Kabupaten Klungkung berencana membangun 20 unit TOSS pada 2018. Hingga saat ini telah ada 10 desa yang bersedia menjadi pusat pengolahannya. 

Dan TOSS ini, diyakini akan menekan beban TPA Suwung dan TPS Desa Sente. Bahkan, value juga akan dinikmati masyarakat.

“Beban TPA atau TPS akan berkurang. Artinya, tekanan terhadap lingkungan semakin minim. Yang utama, masyarakat akan punya income baru. Mereka bisa berjualan briket dan pelet hasil daur ulang sampah-sampah ini,” pungkas Sukasta.

Menteri Pariwisata Arief Yahya pun ikut angkat bicara. Menurutnya, sampah memang sudah menjadi “musuh pariwisata". Dan hal ini, sangat berpengaruh pada indeks daya saing pariwisata Indonesia. 

Untuk itu Menteri Arief mengajak masyarakat berperan aktif untuk memerangi sampah. Menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan merupakan bukti konkrit untuk membantu pemerintah.

"Permasalahan sampah selalu menjadi musuh besar pariwisata. Ini harus kita perangi bersama. Pariwisata saat ini telah terbukti menjadi core ekonomi bangsa. Maka selayaknya seluruh masyarakat juga ikut menjaganya. Jika lingkungan bersih wisatawan akan nyaman. Jika wisatawan nyaman maka perekonomian masyarakat akan terdongkrak," kata Menpar Arief Yahya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co