Berdayakan Pertanian Papua, PKT Gerakkan 4 Program Berkelanjutan

02 Juli 2021 17:05

GenPI.co - Para petani lokal dan lahan pertanian di dataran tinggi Jayapura Papua patut diberdayakan agar dapat menciptakan rantai pangan yang lebih berkelanjutan dengan menjadi pemasok komoditas sayuran segar.

Maka, sejak Februari 2021 lalu, PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) telah menjalankan program pemberdayaan sumber daya manusia dan alam di tanah Papua.

Program ini mencakup berbagai upaya, mulai dari pembinaan untuk para petani lokal dalam membudidayakan bibit sayur-sayuran hingga jaminan pembeli hasil panen.

BACA JUGA:  Tutorial Membuat Pupuk Kompos Sendiri untuk Tanaman di Rumah

“Tahap awal program ini telah melibatkan lebih dari 100 petani lokal serta memanfaatkan tiga hektar lahan di wilayah Klaisu dan Sarmi, Provinsi Papua,” ujar SVP Sekretaris Perusahaan PKT Teguh Ismartono dalam keterangan resminya.

Lebih lanjut, Teguh menjelaskan empat elemen dalam program tersebut yang dilakukan oleh tim PKT untuk menciptakan ekosistem pertanian yang berkelanjutan bagi alam dan masyarakat lokal Papua, antara lain:

BACA JUGA:  Cara Simpel Membuat Pupuk Organik, Tanaman di Rumah Makin Subur

Budidaya bibit baru

PKT memberikan pembinaan dan pendampingan mengenai cara membudidayakan bibit sayur-sayuran yang sebelumnya terbilang langka atau sulit diakses oleh masyarakat di wilayah Jayapura.

BACA JUGA:  Prediksi Meleset, Rusuh di Yalimo Papua Berpotensi Perang Suku

Berada di ketinggian sekitar 600 MDPL, lahan seluas tiga hektar di Kampung Klaisu dimanfaatkan untuk membudidayakan berbagai komoditas unggulan dataran tinggi, seperti bayam, kangkung, sawi, kacang panjang dan buncis.

“Kekayaan alam dan kondisi geografis di wilayah kabupaten Jayapura menawarkan berjuta manfaat bagi ekosistem di sekitarnya. Sehingga melalui pemberdayaan ini, kami harap masyarakat dan petani lokal dapat memaksimalkan potensi sektor agraris di wilayah mereka,” jelas Teguh.

Transfer ilmu pengetahuan (transfer of knowledge)

Teguh menjelaskan bahwa saat ini, kebanyakan petani lokal di Papua terbiasa dengan metode pertanian atau perladangan berpindah, yang mengharuskan mereka untuk berpindah dari satu ladang ke yang lainnya setiap musim panen berakhir.

Hal ini menyebabkan pasokan jenis hasil panen yang tidak menentu setiap musimnya. Maka, dengan menggandeng para ahli pertanian dari Universitas Gadjah Mada (UGM), PKT mensosialisasikan metode pertanian menetap yang berkelanjutan sehingga dapat lebih mudah memastikan ketersediaan pasokan komoditas. “

Program ini melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap implementasi metode pertanian menetap dengan harapan agar para petani lokal, khususnya kelompok Mama-Mama Papua, dapat memaksimalkan produktivitas hasil pertanian dan potensi lahan dengan lebih efisien dan berkelanjutan,” ungkap Teguh. 

Transfer teknologi (transfer of technology)

Dalam aspek transfer teknologi, PKT menyumbangkan satu unit traktor untuk semakin memudahkan beban pekerjaan para petani setempat.

Traktor ini akan digunakan untuk membantu pertanian komoditas kacang tanah di Kabupaten Sarmi, yang saat ini membutuhkan traktor untuk pengolahan lahan dengan luas sekitar 10 hektar.

Kepastian pasar

Para petani lokal yang terlibat dalam program ini pun tidak perlu khawatir mengenai keberlanjutan hasil panennya di pasaran.

Selain membina, mendampingi, dan menyumbangkan alat, PKT juga memastikan kesejahteraan para petani dengan berperan sebagai penjamin pembelian hasil panen (offtaker).

Rangkaian upaya ini dari PKT ini mendapatkan sambutan antusias dan positif dari masyarakat lokal. Bahkan, hingga saat ini, program ini telah mencatat hasil panen lebih dari 100 kg kacang panjang, 50 kg buncis, 20 kg bayam, 30 kg sawi, dan 40 kg kangkung.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co