Pantas Pandemi Tak Terkendali, Epidemiolog Buka Rahasianya

13 Juli 2021 18:20

GenPI.co - Pandemi covid-19 yang tak terkendali di Indonesia coba dianalisis epidemiolog Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman. Rahasia dapurnya dibuka semua.

Yang pertama dia sebut adalah pelaksanaan PPKM Darurat ini tak bisa diterapkan sampai 20 Juli.

Dicky berpendapat PPKM Darurat masih harus diperpanjang sampai Agustus 2021.

BACA JUGA:  Epidemiolog UI Blak-blakan: Usulan Anies Baswedan Ditolak Istana

"Prediksi saya sih sampai akhir Agustus kita tetap masih memerlukan PPKM Darurat. Ini kan bukan lockdown. Kalau lockdown rata-rata dua kali masa inkubasi, paling cepat, atau sebulan. Rata-rata ya enam minggu juga," ujarnya, Selasa (13/7).

Ada data yang mendukung perkiraannya. Per Senin (12/7), Indonesia kembali mencetak rekor pertambahan kasus harian, yakni lebih dari 40 ribu kasus per hari.

BACA JUGA:  Pernyataan Ali Ngabalin Respons Epidemiolog UI Keras, Menohok Pol

Kasus kematian juga mencatat rekor 1.040 orang pada 7 Juli.

Dicky berpendapat, Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat hanya bagus di atas kertas, namun buruk dalam implementasi.

BACA JUGA:  Ahli Epidemiologi UI, Lonjakan Covid-19 di Indonesia Mirip India

Ada konsistensi, komitmen, hingga kualitas pelaksanaan yang dinilai belum sesuai dengan yang diatur dalam ketentuan PPKM Darurat.

"Itu kelemahan kita selama ini. Kita bagus di kertas, buruk di implementasi," kata Dicky.

Dicky menyebut selama PPKM Darurat jumlah testing dan tracing juga masih jauh dari target.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menargetkan tes Covid-19 selama PPKM Darurat mencapai 400 ribu per hari.

Namun, kata Dicky, jumlah tes di Indonesia belum mencapai 200 per hari.

"Ini berbahaya dan bicara testing dan tracing itu bicara strategi yang sangat fundamental," sebutnya.

Itulah yang menyebabkan keadaan di Indonesia memburuk dengan kasus yang buruk dan kematian buruk. "Jadi yang bolong ini terutama harus diperbaiki," tambahnya.

Dicky menyebut jumlah tes harus ditingkatkan sedikitnya 500 ribu per hari.

Bahkan, kata dia, jika memungkinkan pemerintah harus melakukan testing terhadap 1 juta orang per hari.

"Artinya kalau bicara 130.000 kasus infeksi tersebut kalau di-tracing 10 orang saja per 1 kasus terkonfirmasi, harus ada 10 kali 130 ribu. Berarti berapa? 1,3 juta. Itu testing-nya," kata Dicky. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co