Dua Pangeran Wafat, Keraton Cirebon Berselimut Duka

16 Juli 2021 11:51

GenPI.co - Keraton Kaprabonan Cirebon tengah diselimuti suasana duka usai ditinggal Pangeran Hempi, Raja Kaprabon, yang wafat pada Senin, 12 Juli 2021, dan Pangeran Haerudin, juru bicara Keraton, yang menyusul pada Rabu, 14 Juli 2021, malam.

Pangeran Haerudin merupakan adik kandung dari almarhum Pangeran Hempi. Kakak kandung kedua almarhum, Pangeran Heka Putra mengaku keluarga Keraton Kaprabonan Cirebon masih diselimuti kesedihan.

"Semasa hidupnya, keduanya sangat supel, ramah dan sangat aktif di Keraton Kaprabonan Cirebon. Sehingga kami merasa sangat kehilangan, apalagi keduanya pergi dalam waktu yang berdekatan," katanya, ujar Pangeran Heka Putra, seperti yang dilansir Ayobandung.com.

BACA JUGA:  Viral Fenomena Semburan Lumpur di Cirebon, Ini Kata ESDM

Pangeran Heka Putra menjelaskan, Almarhum pangeran Haerudin semasa hidupnya tidak memiliki riwayat penyakit yang cukup serius. Hanya saja, lanjut Pangeran Eka, Almarhum sebelumnya terjatuh di Kamar mandi dan pingsan sekitar pukul 11.30 malam.

"Almarhum sebelum meninggal, sempat jatuh dan pingsan di kamar mandi. Kemudian langsung dilarikan ke rumah sakit, tapi nyawanya tidak tertolong," katanya.

BACA JUGA:  Pecah Rekor, 87 Persen Wilayah Kabupaten Cirebon Zona Merah

Sementara penyebab wafatnya Pangeran Hempi belum diketahui. Pangeran Hempi dikabarkan sempat menjalani perawatan di rumah sakit sebelum wafat.

Pemerhati budaya Cirebon, Mustaqim Asteja menyatakan kabar meninggalnya Hempi dia terima pada Senin malam.

BACA JUGA:  Rebutan Takhta, Keluarga Kasepuhan Cirebon Buka Opsi Jalur Hukum

"Saya terima kabar Mama (Bapak/Pak, bahasa Jawa Cirebon) Pangeran Hempi Raja Kaprabon meninggal dunia semalam, saya hubungi keluarganya dan disampaikan beliau sempat dirawat di rumah sakit," ungkap Mustaqim.

Namun, dia enggan memastikan penyebab kepergian Hempi dengan alasan sedang melayat dan mengantar jenazah Hempi ke peristirahatan terakhirnya.

Jenazah Hempi sempat disalatkan di Mande Layonan Astana Gunung Sembung, Selasa, 13 Juli 2021 pagi. Jenazahnya lantas dikebumikan di komplek makam Kaprabonan di Astana Gunung Sembung, komplek makam Sunan Gunung Jati, Desa Astana, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon.

Kaprabonan merupakan peguron atau perguruan/tempat belajar. Kaprabonan Cirebon diyakini sebagai tempat menimba ilmu bagi keluarga Kesultanan Cirebon dahulu.

Kaprabonan berasal dari kata Kaprabuan (Raja), yang berfungsi sebagai tempat Dinniyah atau tempat kegiatan agama Islam yang diberlakukan bagi komunitas Keraton Kanoman maupun masyarakat umum.

Kaprabonan Cirebon berdiri ketika Sultan Anom I, Sultan Abil Makarim Mohammad Badrudin yang mendirikan Keraton Kanoman Cirebon wafat, pada 1682.

Berdasarkan silsilah Kesultanan Cirebon yang dimiliki Kaprabonan, Sultan Anom I dan permaisuri keduanya, Ratu Sultan Penengah yang merupakan cucu Pangeran Losari, memiliki anak lelaki bernama Pangeran Raja Adipati Kaprabon.

Sultan Anom I menunjuk Pangeran Raja Adipati Kaprabon sebagai penggantinya ketika dia wafat. Namun, pangeran ini justru menyerahkan kedudukannya kepada sang adik yang berbeda ibu, Pangeran Raja Mandureja. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hartanto Ardi Saputra

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co