Kisah Susi, Pengajar Berdedikasi yang Bangun Sekolah

21 Juli 2021 23:45

GenPI.co - Tak semua orang mampu dan tertarik untuk mendedikasikan hidupnya untuk menjadi seorang pengajar.

Pasalnya, dibutuhkan banyak waktu dan tenaga untuk membentuk generasi masa depan penerus bangsa.

Hal itulah yang dilakukan oleh Zulfia Susilawati sepanjang hidupnya. Perempuan yang dipanggil Susi ini adalah salah satu pendiri Nassa (Nasional Satu) School.

BACA JUGA:  Kemendikbudristek Angkat Bicara Soal Reset Pendaftaran Tes PPPK

Sekolah yang berada di Kota Bekasi ini memiliki jenjang pendidikan dari Kelompok Bermain sampai SMA. Semua kegiatan belajar untuk para siswa bisa dilakukan di dalam dan luar ruangan.

Tak hanya itu, Nassa School menawarkan program inklusi untuk para siswa berkebutuhan khusus.

BACA JUGA:  Guru Honorer Ada yang Ragu Reset Pendaftaran PPPK 2021, Kenapa?

Susi mengaku terpanggil membuka program itu karena pengalaman sang putri yang sedang praktik di sekolah kedokteran, dan mengetahui seorang anak ditinggal di rumah sakit.

Sang putri pun mengusulkan agar Susi mengadopsi anak tersebut.

BACA JUGA:  Bangun Sekolah Berprogram Hebat, Susi Akui Sering Diprotes

“Saya pun mengadopsi dia dan kebetulan dia memiliki kebutuhan khusus. Dari situ lah saya tergerak untuk menyiapkan fasilitas terbaik bagi dia untuk belajar,” ujarnya kepada GenPI.co, Selasa (20/7/2021).

Susi mengatakan bahwa Nassa School berdiri sejak 1984. Namun, program inklusi itu baru dibuka sekitar 2011.

“Mulai dari situ kami coba berikan fasilitas bagi anak berkebutuhan khusus yang jumlahnya ternyata tak sedikit,” katanya.

Kasus anak berkebutuhan khusus yang diterima oleh Susi dan tim pengajar lain pun beragam. Namun, yang paling sering ditemui adalah kondisi emosional para siswa yang kurang stabil.

“Ada bahkan beberapa anak yang sudah seumur kelas 3-4 SD, tapi sangat hiperaktif. Ada pula yang sudah berusia SMP, tapi diganggu temannya masih nangis dan marah,” ungkapnya.

Program yang disebut Learning Support itu memiliki kurikulum dan metode belajar yang dimodifikasi sesuai kemampuan siswa.
Tak hanya itu, seorang siswa bahkan mendapat seorang pendamping dan rutin melakukan konsultasi dengan psikolog.

“Kini, di tiap kelas dan jenjang ada sekitar dua anak berkebutuhan khusus, mulai dari jenjang KB sampai SMA,” tuturnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

sekolah   pengajar   nassa school   pendidikan   sd  

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co