GenPI.co - Pengajar Ilmu Komunikasi Universitas Nasional, Asep R Iskandar berharap media massa gencar menyebarkan jurnalisme damai di tengah pandemi covid-19.
Sebab, menurut Asep, jurnalisme damai lebih bertanggung jawab, tidak mengedepankan intrik sosial yang justru merugikan masyarakat yang sedang sakit, dan mendamaikan hati nurani masyarakat di tengah pandemi covid-19.
"Jurnalisme damai lebih mengedepankan harapan akan terwujudnya rekonsiliasi atas suatu konflik atau masalah," ujar Pakar Ilmu Komunikasi, Asep kepada GenPI.co di Jakarta, Jumat (23/7/2021).
Asep pun menyayangkan beberapa media di tanah air yang masih melihat fenomena pandemi covid-19 dengan paradigma bad news is good news.
Contoh dari paradigma itu, seperti lebih banyak media massa yang memberitakan perkembangan berapa jumlah yang positif, atau deretan antrean ambulans di sebuah pemakaman khusus korban covid-19.
"Bagi pembaca, seringnya mengonsumsi berita bad news akan memunculkan rasa cemas, gelisah, dan depresi," jelasnya.
Oleh karena itu, Asep berharap media massa gencar menyebarkan jurnalisme damai dan good news pada masa pandemi covid-19.
Contoh good news yang dimaksud Asep, seperti kisah seseorang yang sembuh dari covid-19 setelah lebih dari sebulan dirawat di sebuah rumah sakit.
"Kisah ini tentu saja akan berdampak (positif, red) pada masyarakat secara luas," jelasnya.
Asep menambahkan, jurnalisme damai lebih mengedepankan empati pada para korban, sehingga topik-topik yang dipilih sebagai bahan berita tak hanya memaparkan masalah, tetapi juga menawarkan solusi. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News