GenPI.co - Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti merespons soal selalu ada kelompok yang menolak kebijakan PPKM meski keadaan pandemi makin darurat.
Selain faktor internal, seperti kebijakan yang inkonsisten, faktor eksternal juga sangat berpengaruh.
Mu'ti mengatakan, ada gejolak ketidakpercayaan kepada pemerintah yang belum ditangani dengan baik.
Menurutnya, sangat mungkin sikap itu muncul jauh sebelum covid-19 tiba, tetapi efeknya terjadi perlawanan hingga sekarang.
"Misalnya, anggapan pemerintahan sekarang komunis, sekuler, dan anti-Islam," katanya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (27/7).
Mu'ti blak-blakan menyebut pandangan-pandangan tersebut masih ada di masyarakat, kemudian ada yang menghidupkannya menjadi lebih besar.
Mereka sangat mungkin memakai momentum kebijakan saat PPKM, misalnya, aturan masjid ditutup, tetapi mall dibuka.
"Argumen itu memang sering muncul sebagai argumen politik daripada argumen keagamaan," katanya.
Meskipun demikian, faktor-faktor lain juga berpengaruh.
Mu'ti lantas mencontohkan kelompok masyarakat kelas bawah yang rentan. Mereka yang tidak punya tabungan dan hanya mengandalkan pendapatan harian tentu tidak mudah diyakinkan.
"Saya kadang mendengar masyarakat mau mentaati aturan, tetapi yang ngasih makan siapa?" katanya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News