BBTF Promosikan Desa Wisata Bali

02 Juli 2018 07:13

Desa wisata menjadi perhatian khusus dalam Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) 2018. Diselenggarakan pada Sabtu (30/6) di Bali Nusa Dua Convention Center, Benoa, Badung, sebanyak sembilan desa wisata dilibatkan. Ini adalah kali pertama desa wisata itu masuk etalase pameran. Ketua Penyelenggara BBTF Ketut Ardana mengatakan, pengembangan program home stay menjadi dasar keikutsertaan desa wisata tersebut.

“Respon terhadap desa wisata bagus. Kami juga berharap program home stay desa wisata berkembang menjadi lebih baik. Dengan begitu, nantinya pariwisata pedesaan di Bali otomatis akan ikut terkatrol naik,” ungkap Ardana, kemarin.

Digelar selama lima hari, slot lebih pun diberikan bagi dewa wisata. Demi memeratakan pertumbuhan desa wisata, setiap kabupaten/kota lalu diberi slot satu. Mereka bebas mengirimkan perwakilannya yang dinilai potensial. Treatment ini pun menjadi jawaban tingginya anemo pasar mencenagara. Ardana pun menambahkan, nuansa tradisional pedesaan Bali menjadi primadona pasar mancanegara.

“Animo terhadap minat desa wisata di Bali sedang naik. Wisman banyak yang menanyakannya. Mereka tertarik dan sangat antusias untuk ikut merasakan kehidupan di tengah masyarakat pedesaan di Bali,” lanjutnya lagi.

Dengan kehadirannya di pameran BBTF 2018, diharapkan bisa semakin menaikan daya tawar wisata di Pulau Dewata. Kehadiran sembilan perwakilan masing-masing wilayah ini bisa menjadi pintu masuk bagi wisman. Apalagi, Pulau Dewata telah memiliki sedikitnya 136 desa wisata. Jumlah tersebut telah melewati target 100 desa wisata yang dicanangkan sebelumnya.

“Desa wisata Bali akan terus didorong dan diberi porsi lebih dalam setiap promosi. Sebab, posisi desa wisata ini menjadi penguat penawaran wisata ke Bali. Kondisinya saat ini semakin lengkap. Nantinya, kami akan libatkan desa wisata dalam setiap pameran,” kata Ardana lagi.

Selain menjadi obyek penawaran, posisi desa wisata juga sangat strategis. Dengan karakter uniknya ini, desa wisata bisa dikembangkan sebagai ‘anak angkat’ hotel. Asita Bali pun bahkan berencana akan merangkul dan memasukan desa wisata sebagai membernya. Kepala Dinas Parwisata Bali Anak Agung Yuniarta menjelaskan, status terbaik akan diberikan bagi desa wisata dalam Asita.

“Posisi desa wisata harus didukung. Kami bahkan berharap, desa wisata ini masuk sebagai anggota Asita. Nanti akan menjadi anak angkat hotel. Secara teknis ada banyak opsi, bisa saja dibuatkan paket satu hari menginap di desa wisata. Bahkan, tidak menutup kemungkinan kanal promosi desa wisata ini akan dibuat sendiri di dunia maya. Hal ini menindaklanjuti respon positif di BBTF,” terang Yuniarta.

Mengacu penyelenggaraan BBTF 2018, respon besar memang ditunjukan pasar terhadap pariwisata di Pulau Dewata. Pada penyelenggaraan BBTF tahun ini, jumlah peserta kategori buyer melonjak hingga 60% dibandingkan tahun lalu. Selain itu, pembeli total ada 320 yang berasal dari 41 negara. Ada juga 68 trade buyer yang terdiri dari pembeli domestik dengan motor Garuda Indonesia.

Penjualan paket pariwisata pada BBTF 2018 ini mencapai 241 penjual. Jumlah tersebut termasuk dari tiga negara seperti Uni Emirat Arab, Thailand, dan Vietnam. Melonjaknya respon pasar internasional membuka asa terpenuhinya target kunjungan 6,5 juta wisaman. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co