GenPI.co - Guru Besar Fakultas Hukum UGM Prof Sigit Riyanto mengkiritik Presiden Jokowi. Kritik itu terkait aksi Presiden yang memberikan bansos di terminal Grogol, Jakarta Barat.
Bagi dia, kejadian tersebut justru menimbulkan kotroversi lantaran Jokowi dinilai telah menimbulkan kerumunan.
Padahal di saat yang sama, ada Perpanjangan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) levet 4 yang sedang diterapkan.
“Bansos dari pemerintah mestinya disalurkan dengan tata kelola yang baik dan taat pada protokol kesehatan,” ujar Prof Sigit kepada GenPI.co, Jumat (13/8).
Menurutnya, dengan protokol, tata kelola, dan segala aturan yang baik, basnos akan tersalurkan secara sistematis dengan sendirinya dan teratur.
“Dengan tatakelola yang baik, bansos tersalur secara sistematis tepat sasaran, dan akuntabel. Masyarakat juga terjaga kesehatan dan keselamatannya,” tuturnya.
Di sisi lain, pengamat politik Dedi Kurnia Syah menyayangkan aksi Jokowi yang membuat manusia berkerumun saat PPKM berlangsung.
“Sangat disayangkan, saat kebijakan PPKM masih berlaku presiden justru beraktifitas populis dengan membagi bantuan secara langsung,” ujarnya.
Padahal, menurut Dedi Kurnia Syah, program tersebut semestinya bisa diselesaikan pada tingkatan RT saja.
“Jokowi tidak peka dalam membangun keteladanan, pesan yang timbul justru bisa berbalik,” ujarnya.
Tidak hanya itu, dirinya juga menilai persepsi masyarakat menjadi terbalik dan berpotensi membuat orang-orang lalai dengan menjaga jarak karena adanya aksi Jokowi blusukan tersebut.
“Masyarakat akan beranggapan jika membatasi jarak bukanlah hal prioritas karena presiden sendiri maaih gemar membuat kerumunan,” tandas Dedi Kurnia Syah.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News