GenPI.co - Kondisi 140 rumah sakit rujukan covid-19 di Jakarta sempat kolaps akibat ledakan kasus covid-19 gelombang kedua sepanjang Juli 2021 lalu.
Hal tersebut terindikasi dari melebihi batasnya jumlah yang harus dirawat dibandingkan dengan kapasitas perawatan.
Meski saat itu daya tampung rumah sakit ditambah oleh Pemprov DKI Jakarta dari semula hanya 6.000 tempat tidur menjadi 11.000 tempat tidur dengan memanfaatkan sejumlah ruangan rumah sakit yang masih kosong.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, meski telah ditambah, jumlah pasien yang datang tetap jauh lebih banyak dari fasilitas kesehatan.
Pada ledakan gelombang kedua kasus harian, di Jakarta sempat menyentuh 14.000 kasus per hari.
Kemudian kasus harian itu stagnan di angka sekitar 12.000 sehari.
Sementara jumlah kasus aktif di puncak ledakan covid-19 pada 16 Juli 2021 lalu mencapai 113.000 kasus.
"Di awal gelombang dua itulah, pada saat kita berkejaran dengan penambahan kasus baru, ini pentingnya menahan kasus baru dan kasus aktif, karena kapasitas kesehatan kita bukannya tidak ada batas, jelas ada batasnya," ujarnya di Jakarta, Sabtu (14/8/2021).
Bila batas itu terlewati, imbuh Anies, maka kapasitas kesehatan kolaps di mana jumlah yang harus dirawat lebih banyak dari jumlah tempat tidur dan kamar untuk perawatan.
Namun, ledakan covid-19 gelombang kedua di Jakarta berhasil diredam lewat berbagai macam kegiatan.
Salah satunya adalah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang kemudian menjadi PPKM level 4 setelah adanya penurun kasus di Jakarta.
"Kini alhamdulilah beban kapasitas kesehatan kita sudah turun. Keterisian tempat tidur di seluruh rumah sakit di Jakarta hanya 33 persen saja, sementara keterisian tempat tidur di ruang ICU 59 persen," jelasnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News