Sebut Ratna Sarumpaet, Eko Kuntadhi: Untung Masyarakat Kita Kepo

26 Agustus 2021 00:50

GenPI.co - Pegiat media sosial, Eko Kuntadhi, bersyukur bahwa warganet Indonesia memiliki keingintahuan yang tinggi atau kepo. Pasalnya, hal itu berguna untuk melawan hoaks.

Eko pun mencontohkan hal tersebut dengan kasus ‘prank’ aktivis Ratna Sarumpaet yang mengaku mendapat kekerasan karena menjadi oposan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sebab, kasus tersebut sangat menyita publik. Beberapa tokoh politik kenamaan bahkan sempat mengira bahwa kabar tersebut benar.

BACA JUGA:  Buzzer Angkat Kasus Ratna Sarumpaet, Begini Respons Rizal Ramli

“Iya, masyarakat kita memang lemah literasi digitalnya. Namun, kita sangat kepo dan hal itu ternyata bisa membongkar hoaks,” ujarnya dalam diskusi daring bertema 'Peran Perempuan dalam Menghadapi Hoax' yang diikuti GenPI.co, Rabu (25/8).

Menurut Eko, masyarakat yang kepo bisa dengan cepat menguliti informasi yang dinilai tak masuk akal.

BACA JUGA:  Pendiri KedaiKopi Sorot Anak Akidi Tio, Ratna Sarumpaet Disebut

“Masyarakat rumpi itu justru kerap menyelamatkan kita dari hoaks. Sebab, masyarakat menjadi aktif mencari fakta,” ungkapnya.

Eko menilai sifat kepo itu kerap dilakukan oleh para perempuan dan hal itu sangat positif.

BACA JUGA:  Akademisi Komentar Hoaks Rp 2 T, Singgung Kasus Ratna Sarumpaet

“Itu merupakan hal positif yang bisa menjadi kontribusi dari para perempuan,” tuturnya.

Lebih lanjut, Eko pun mengkritik media massa yang kerap menyebarkan berita dengan judul bombastis.

Hal itu disebabkan oleh sistem yang menuntut para wartawan untuk melakukan hal tersebut.

“Seperti kita tahu literasi masyarakat cukup rendah, sehingga hal itu cukup bermasalah. Hal itu bisa menyebabkan hoaks jadi terverifikasi, karena bersumber dari media massa,” jelasnya.

Eko mengatakan masyarakat selama ini hanya menjadi konsumen dari berita semi-bohong dari media massa.

“Di Amerika Serikat pun banyak yang begitu. Namun, untungnya yang sering percaya dengan hoaks adalah masyarakat yang tak lagi aktif secara digital dan bukan dari generasi milenial,” katanya.

Selain itu, Eko meminta diadakan penelitian terkait implikasi hoaks di dalam masyarakat.

“Kalau hoaks itu disebarkan, lalu tak menyebabkan apa-apa, tak masalah. Namun, jika hoaks menyebabkan masyarakat berlaku sesuai hoaks tersebut, itu baru bermasalah,” paparnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co