GenPI.co - Pengamat Kebijakan Publik Lina Miftahul Jannah memaparkan berbagai bahaya jika data nomor induk kependudukan (NIK) seseorang jatuh ke tangan yang salah.
Hal itu disampaikan Lina untuk merespons tersebarnya data sertifikat vaksinasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) di media sosial.
Peristiwa kebocoran serupa sangat mungkin terjadi kepada penduduk lainnya.
Namun, pemerintah sudah mengklarifikasi bahwa tak ada kebocoran dalam aplikasi Peduli Lindungi, tempat mengunduh sertifikat vaksinasi.
Menurut Lina, NIK adalah data kunci untuk bisa mengakses semua informasi pribadi seseorang.
"Dari NIK bisa ketahuan nama orang tua kita dan itu bisa untuk verifikasi akun bank," jelas Lina kepada GenPI.co, Senin (6/9).
Oleh karena itu, Lina menegaskan bahwa perlu ada langkah pencegahan agar kebocoran tersebut tak terjadi lagi.
Lebih lanjut, pengajar di Universitas Indonesia itu mengatakan bahwa perlindungan data sudah diatur dalam undang-undang.
"Pemerintah wajib menjaga kerahasiaan data masyarakat," katanya.
Namun, kebocoran saat ini yang terjadi kerap kali diakibatkan oleh banyaknya pihak ingin mengakses data pribadi tersebut.
"Jadi, ini tidak bocor dari satu pintu saja, tetapi ada akses dari berbagai sumber data atau website," pungkasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News