GenPI.co - Pengamat politik Rocky Gerung memberikan komentarnya terkait “Tutup Telinga Challenge” yang sedang ramai di media sosial.
Seperti diketahui, “Tutup Telinga Challenge” adalah sebuah gerakan protes masyarakat kepada pemerintah dengan menutup telinga ketika para pejabat berbicara.
Menurut Rocky, kanal demokrasi kini sudah ditutup. Namun, hal itu membuat ada kapiler-kapiler kecil untuk menyalurkan aspirasi.
“Sama seperti jantung manusia yang aortanya tersumbat, biasanya pembuluh darah kapiler akan cari jalan untuk darah tiba lagi di jantung,” ujarnya dalam video di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Kamis (16/9).
Rocky mengatakan bahwa hal tersebut sesuai dengan hukum evolusi yang membuat manusia bisa terus bertahan hidup.
“Kapiler-kapiler itu akan buka jalan, supaya yang tersumbat itu ada jalan alternatif,” katanya.
Akademisi itu pun memaparkan bahwa “Tutup Telinga Challenge” merupakan salah satu bentuk dari disobedience atau pembangkangan terhadap pemerintah.
“Langkah ini canggih, karena langsung diperlihatkan ketidaksukaan terhadap pemerintah,” paparnya.
Rocky pun menilai bahwa warganet dengan sendirinya akan menemukan cara beroposisi yang tak memiliki delik hukum.
“Sebab, orang yang tak mendengar apa-apa itu tak boleh jadi saksi. Mereka bisa bebas dari pidana,” ungkapnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News