Aksi Demo BEM SI Tak Patuh Prokes, Disebut Egois

29 September 2021 19:10

GenPI.co - Akademisi politik Philipus Ngorang berkomentar perihal demo BEM SI yang menuntut pembatalan pemecatan 56 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (27/9).

Menurut Ngorang, para demonstran tidak peduli dengan kesehatan publik.

“Mereka melakukan demonstrasi di tengah pandemi covid-19 dan itu sangat berbahaya,” ujarnya kepada GenPI.co, Rabu (29/9).

BACA JUGA:  Demo BEM SI, Pengamat: Seharusnya Polisi Mengayomi

Ngorang mengatakan sebenarnya ada cara lain untuk mengungkapkan kritik terhadap pemerintah.

“Normatifnya, di tengah pandemi, sampaikan saja kritik lewat tulisan di media atau media sosial,” katanya.

BACA JUGA:  Akademisi: Demo BEM SI di KPK Tidak Menyalahi Aturan

Namun, cara itu memang memiliki kelemahan tersendiri. Pasalnya, kritik via media atau media sosial tak menjangkau masyarakat secara luas. Hal itu tentu berbeda dengan aksi demonstrasi.

“Tulisan itu tak semua orang bisa membacanya. Kalau demonstrasi itu pasti langsung terlihat oleh semua orang,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Ngorang menilai bahwa demonstrasi adalah cara yang lebih mudah untuk menyampaikan tuntutan kepada pemerintah.

“Kalau tulisan itu, baik atas nama kelompok atau pribadi, itu kadang tidak diperhatikan,” tuturnya.

Pengajar di Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie itu menilai aksi demonstrasi bisa lebih menarik perhatian banyak pihak.

“Publik lebih cepat dan bisa langsung melihat efek dari demonstrasi dalam melakukan kritik dibandingkan dengan cara-cara lain,” paparnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co