GenPI.co - Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Anita Wahid mengatakan bahwa hoaks terkait pandemi covid-19 yang beredar saat ini jumlahnya menurun, tetapi makin berbahaya.
Menurut Anita, hoaks yang beredar saat ini sudah mengalami berbagai macam evolusi sejak awal pandemi berlangsung.
“Di awal pandemi, kondisi serba tak jelas dan informasi masih minim. Namun, kini sudah muncul hoaks-hoaks varian baru,” ujarnya dalam diskusi daring “Peran Media Memberantas Hoaks Selama Pandemi, Senin (18/10).
Anita mengatakan bahwa hoaks varian baru itu digunakan untuk membuat berita bohong lain yang lebih kuat lagi.
“Lalu, dari situ terbentuk teori konspirasi. Ada hoaks A, B, dan C yang mirip, lalu membentuk pola, hingga muncul teori konspirasi,” katanya.
Teori konspirasi itu pun bisa dianggap oleh masyarakat sebagai sebuah kebenaran.
“Lambannya pemerintah dalam menangani pandemi, termasuk hoaksnya, kini membuat hoaks pandemi yang beredar makin berbahaya,” ungkapnya.
Menurut Anita, Mafindo mencatat bahwa pada Maret hingga Mei 2020 ada 130 hoaks per bulan terkait pandemi.
“Jumlah itu hanya terkait pandemi saja, belum ditambah dengan hoaks terkait hal lain,” paparnya.
Meskipun begitu, Anita menilai bahwa pemerintah saat ini makin baik kinerjanya dalam upaya memberantas hoaks terkait pandemi covid-19.
“Namun, imbas akibat lambatnya penanganan di awal pemerintahan itu masih terasa,” tuturnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News