GenPI.co - Ketua II Asosiasi Museum Indonesia (AMI) pusat Yiyok T. Herlambang buka suara soal integrasi museum dengan teknologi.
Menurut Yoyok, hal itu bukanlah tantangan yang sulit untuk dilakukan.
Pasalnya, integrasi dengan teknologi akan menjadi masa depan dari museum.
Meskipun demikian, Yiyok mengaku narasi untuk koleksi estetik museum tentu memerlukan perhatian khusus jika pameran diubah menjadi daring.
"Kami juga selalu mengadakan diskusi terkait hal tersebut, terutama digitalisasi pameran koleksi museum," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Jumat (22/10).
Yiyok mengatakan bahwa digitalisasi museum adalah sebuah keniscayaan.
Oleh karena itu, Yiyok menegaskan pihaknya tak bisa terus menerus menilai digitalisasi koleksi museum sebagai sesuatu yang sulit.
"Itu adalah bagian dari museum yang beradaptasi, berinovasi, dan berkolaborasi," katanya.
Lebih lanjut, Yiyok memaparkan bahwa museum adalah sebuah institusi yang melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan koleksi serta mengkomunikasikan kepada masyarakat.
"Pengurus museum harus tahu perihal adaptasi teknologi. Caranya, mereka harus berkolaborasi dengan pihak swasta, misalnya, yang punya kemampuan itu," papar Yiyok.
Yiyok pun menuturkan bahwa pameran koleksi secara hybrid akan menjadi masa depan museum.
"Jadi, akses masyarakat kepada museum lebih mudah serta tak akan ada lagi gap antara pengunjung dan museum," tutur Yiyok. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News