BMKG Beri Penjelasan Gempa Semarang, Harap Disimak

24 Oktober 2021 17:50

GenPI.co - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut Wilayah Kabupaten Semarang digoyang gempa sebanyak 32 kali.

Menurut Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan pusat gempa berada pada kedalaman kurang dari 30 kilometer.

"Gempa paling banyak terjadi berada pada kedalaman kurang dari 10 kilometer, di mana gempa terdangkal berada pada kedalaman tiga kilometer, yang terjadi sebanyak tiga kali," kata Daryono dalam keterangannya, Minggu (24/10).

BACA JUGA:  Politikus NasDem Irma Chaniago Bagus Juga Diusung Capres

Dia mengatakan bahwa gempa-gempa tersebut magnitudonya kecil, tidak ada yang melebihi 3,5.

"Gempa paling banyak terjadi memiliki magnitudo kurang dari 3,0 dengan magnitudo terkecil yang dapat dianalisis adalah gempa dengan magnitudo 2,1," katanya.

BACA JUGA:  Politikus PDIP Sebut Jokowi Pendobrak, SBY Peragu

Daryono menjelaskan, berdasarkan sebaran temporal magnitudo gempa maka fenomena tersebut dapat dikategorikan sebagai gempa swarm, rangkaian aktivitas gempa bermagnitudo kecil dengan frekuensi sangat tinggi.

Menurut dia, penyebab gempa swarm umumnya berkaitan dengan transpor fluida, intrusi magma, atau migrasi magma yang menyebabkan terjadinya deformasi batuan bawah permukaan di zona gunung api.

BACA JUGA:  BMKG Beri Kabar Soal Gempa Bumi di Kabupaten Malang Mohon Doanya

"Gempa swarm memang banyak terjadi karena proses-proses kegunungapian," katanya.

Daryono mengatakan, beberapa laporan menunjukkan bahwa aktivitas gempa swarm juga dapat terjadi di kawasan non-vulkanik (aktivitas tektonik murni) meski sangat jarang.

"Swarm dapat terjadi di zona sesar aktif atau kawasan dengan karakteristik batuan yang rapuh sehingga mudah terjadi retakan," katanya.

Fenomena swarm yang melanda daerah Banyubiru, Ambarawa, Salatiga, dan sekitarnya karena zonanya berdekatan dengan jalur Sesar Merapi-Merbabu, Sesar Rawapening, dan Sesar Ungaran. (ANT)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co