GenPI.co - Ekonom senior Faisal Basri membongkar dosa para oligarki ekonomi. Hal ini dituding menyebabkan Indonesia menjadi salah satu penyumbang gas emisi karbon terbesar di dunia.
Hal itu pun diperparah dengan pemerintah Indonesia yang melakukan diplomasi iklim dengan sesuka hati tanpa melihat fakta di lapangan.
Menurut Faisal, para oligarki banyak yang menjalankan bisnis di sektor pertanian, kehutanan, dan penggunaan lahan (AFOLU).
“Indonesia ini gas emisi karbonnya didominasi sektor AFOLU, bahkan sumbangan AFOLU Indonesia lebih tinggi dari negara lain di ASEAN,” ujarnya dalam webinar Indonesia Foreign Policy Review (IFPR), Minggu (24/10).
Faisal mengatakan bahwa hal itu membuat Indonesia mempunyai pekerjaan rumah yang berat untuk berubah menjadi ekonomi hijau.
Oleh karena itu, diplomasi internasional terkait lingkungan dan iklim, Indonesia tak boleh melakukannya dengan sesuka hati.
“Semua ada laporannya, baik lingkungan, sosial, dan pemerintah, termasuk indeks korupsi. Dilihat dari semua faktor itu, Indonesia risikonya sangat tinggi,” katanya.
Menurut Faisal, secanggih apa pun diplomasi yang dilakukan pemerintah, fakta tersebut akan tetap membuat Indonesia dalam posisi yang susah.
“Indeks korupsi Indonesia saja ada di nomor 102 dari 180 negara,” ungkapnya.
Faisal memaparkan bahwa hal itu tentu membuat investor asing tak akan mau menanamkan modal di Indonesia.
“Nanti yang datang akhirnya China lagi, karena China tak begitu peduli sama faktor-faktor itu. Perusahaan Indonesia juga jadi tak bisa naik kelas, karena investor asing makin peduli dengan ekonomi hijau,” paparnya.
Selain itu, saham perusahaan yang tidak berkomitmen dengan ekonomi hijau juga tak akan dibeli oleh publik yang bermain saham.
“Mereka yang membeli saham rata-rata anak muda yang lebih peduli dengan isu lingkungan dan perubahan iklim,” tuturnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News