GenPI.co - Ketua Harian Serikat Karyawan Garuda Indonesia (Sekarga) Tomy Tampatty menanggapi soal penggunaan metode real time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) pada moda transportasi udara.
Menurutnya, penggunaan RT-PCR ini memang jadi polemik di masyarakat.
Sebab, harganya masih tergolong mahal dan pada akhirnya dikeluhkan oleh banyak konsumen.
"Sekarga pernah mengusulkan kalau ini jadi deteksi dini, alangkah baiknya pemerintah mensubsidi," ujar Tomy Tampatty kepada GenPI.co, Kamis (28/10/2021).
Dalam usulannya, pihaknya menyarankan beban yang ditanggung masyarakat untuk tes PCR hanya Rp 25 ribu atau Rp 50 ribu untuk batas paling tingginya.
Tomy menambahkan, bisa dibilang perjalanan menggunakan pesawat ialah menjadi yang paling nyaman.
Lantaran para kru sudah diwajibkan vaksin dan mereka selalu dicek kesehatannya sebelum berangkat dan sesudah tiba di tujuan.
Selain itu, di dalam pesawat juga telah dilengkapi penyaring udara HEPA.
"Jadi, jangan takut terbang dengan Garuda, udah divaksin juga," ungkapnya.
Seperti diketahui, Kemenkes per 27 Oktober 2021 telah menetapkan tarif tertinggi tes PCR pada harga Rp 275 ribu untuk daerah di Jawa-Bali dan Rp 300 ribu untuk daerah luar Jawa-Bali.
Ini adalah perubahan tarif ketiga lantaran pada 16 Agustus, tarif tertinggi masih Rp 495 ribu untuk daerah Jawa-Bali dan Rp 525 ribu untuk daerah luar Jawa-Bali.
Adapun, pada 5 Oktober 2020, tarifnya masih Rp 900 ribu.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News