GenPI.co - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Desak Gede Sri Andayani mengatakan bahwa penggunaan biopestisida untuk mengusir hama tanaman hias jauh lebih aman dibandingkan pestisida.
Sri memaparkan bahwa penggunaan pestisida untuk tanaman hias haruslah diperhatikan dengan baik.
“Sebab, pestisida memiliki kandungan kimia yang jika digunakan asal-asalan bisa merugikan lingkungan hingga manusia,” ujarnya dalam webinar “Tanaman Hias dan Peluang Inovasi di Masa Pandemi”, Selasa (2/11).
Menurut Sri, ada jenis pestisida yang lebih aman untuk digunakan dalam pemeliharaan tanaman hias, yaitu biopestisida.
“Biopestisida adalah agen pengendali hama yang ramah lingkungan, karena menggunakan bahan baku hayati,” ungkapnya.
Sri mengatakan bahwa proses pembuatan biopestisida tak membutuhkan biaya, tekanan, dan suhu yang tinggi.
“Produk samping yang dihasilkan dapat didaur ulang kembali menjadi produk yang bernilai,” katanya.
Lebih lanjut, Sri menegaskan bahwa biopestisida sendiri saat ini sudah banyak dijual secara komersial, sehingga sangat mudah didapatkan oleh masyarakat.
Setidaknya ada tiga jenis biopestisida yang ada di pasaran, yaitu mikroba, pelindung tanaman, dan biokimia.
“Biopestisida mikroba sifatnya khusus menyerang hama tertentu, sehingga tak menimbulkan kerugian terhadap organisme lainnya,” tuturnya.
Lalu, biopestisida pelindung tanaman memiliki nama lain, yaitu “plant-incorporated protectants” (PIPs).
“Metode ini memberikan gen ke dalam tanaman agar bisa menghasilkan zat pelawan hama, terutama serangga,” ungkapnya.
Terakhir, pestisida biokimia yang merupakan zat alami pengendali hama dengan mekanisme tak beracun.
“Pestisida biokimia tak mengganggu perkawinan hama serta mengandung ekstrak tumbuhan beraroma, sehingga mudah menarik serangga hama ke perangkap,” ujarnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News