GenPI.co - Melihat lebih jauh tentang seni membaca kartu tarot, memang masih menjadi perbincangan hangat. Sebab, tidak sedikit masyarakat menilai tarot sebagai sesuatu yang tabu.
"Sebenarnya, membaca tarot itu bukan melihat masa depan. Hanya saja,tanda-tanda yang terlihat dalam sebuah kartu," ucap Ketua Komunitas Tarot Jakarta, Dedy Darmawan kepada GenPI.co, Senin (8/11).
Padahal, kata Dedy, hal itu tidak benar karena pembaca tarot paham akan ilmunya, bukan sebagai peramal.
"Ya, ada pasti orang yang menilai begitu. Namun, saya pastikan kartu tarot itu bukan kelenik," tegasnya.
Untuk masyarakat yang penasaran tentang kartu tarot khususnya warga Jakarta, Dedy menjelaskan syarat masuk komunitas.
Menurut dia, tidak ada syarat khusus, hanya bersedia untuk betkontribusi terhadap komunitas.
"Kami hanya menarik iuran per bulan itu Rp 10 ribu. Dana yang terkumpul juga untuk kepentingan bersama, artinya untuk melegalkan komunitas ini," jelasnya.
Setelah mendapatkan legalitas yang sah, kata Dedy, para member akan menapat berbagai keuntungan.
Menurutnya, praktik curang dari penyelenggara acara kerap terjadi kepada para talent tarot.
Oleh karena itu, kata dia, dengan legalitas, maka hal itu tidak akan pernah terjadi atau minimal memiliki badan hukum.
"Keadilan itu yang kami perjuangkan. Jadi, selain makin aman, kami juga bisa menyelenggaran event sendiri," tambahnya.
Sementara itu, Dedy mengungkapkan untuk bergabung, masyarakat bisa memantau sosial media Komunitas Tarot Jakarta di Instagram atau Facebook
Di sana, kata dia, akan dibagikan event terbaru yang bisa dihadiri atau pun bisa dengan menghubungi melalui kontak WhastApp yang tertera.
"Jadi, lebih gampang lewat WA. Nggak ada syarat khusus, dan silakan bergabung," imbuhnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News