GenPI.co - Sambil menyesali diri kenapa ikut-ikutan membahas Ijazah Jokowi, saya menulis bagaimana rasanya mencoba menjadi orang Beijing. Ikut kehidupan sehari-hari sini: di hari Minggu lalu.
"Kuat?”
"Kuat".
"Ikut yang 10 km atau 5 km?”
"Yang 5 km".
"Yang lari atau jalan cepat?”
Saya berpikir sejenak. Memang, tahun lalu saya masih berani ikut lari Green Force Run 5 km. Lari konstan. Tidak pernah berhenti. Lulus. Dapat medali. Artinya: masuk golongan yang finis dalam waktu kurang satu jam.
"Ikut jalan cepat saja," jawab saya. Udara di Beijing mulai panas: 28 derajat. Kering. Bibir ikut kering.
Acara itu dilaksanakan oleh alumnus universitas terkemuka bidang kelistrikan. Lokasi acaranya di hutan kota Beijing. Yakni di sebelah arena Olimpiade Beijing 2008.
Saya boleh ikut meski saya tidak punya ijazah universitas. Diberi seragam lari secara gratis. Saya serasa lulus jurusan listrik dari universitas ternama itu.
Saya pun menuju kawasan bekas arena Olimpiade Beijing. Di sebagian kawasan itu kini sudah dibangun gedung-gedung baru: kantor pusat Bank Pembangunan Infrastruktur Asia. Yakni bank baru yang dibangun setelah diluncurkannya One Belt One Road (OBOR) oleh Tiongkok.
Di sebelahnya lagi sudah selesai dibangun gedung National Convention Center yang besarnya bisa untuk KTT negara-negara anggota OBOR.
Saya punya teman alumnus universitas tersebut. Saya pernah ke kampusnya di kota Baoding, dekat rencana kota baru bawah tanah di luar kota Beijing.
Kami parkir di belakang convention center. Perlu jalan kaki agak jauh. Harus melewati jalan di antara gedung baru ''bank OBOR'' dan National Convention Center.
Begitu mendongak yang terlihat bukan hanya puncak dua gedung itu, tapi juga cantiknya menara obor Olimpiade. Tinggi sekali. Dari atasnya bisa melihat kota Beijing.
Di sekitar menara obor itu dibangun taman pepohonan yang luas. Seluas seluruh taman Monas Jakarta. Pohonnya lebih banyak. Kami menelusuri jalan-jalan yang banyak bersilangan di dalam pepohonan.
Kami tadi memang masuk dari samping. Bukan dari depan. Dari samping menuju gerbang depan. Banyak sekali pengunjung kawasan bekas Olimpiade ini. Gratis. Rekreasi, jalan pagi, jogging, berbagai lomba dan adu lari.
Acara yang saya ikuti itu di depan gerbang kompleks Olimpiade. Di depan gerbang Olimpiade juga taman. Danau. Jalur jogging. Taman Olimpiade bersanding dengan taman kota. Bukan sekadar taman kota, tapi sudah bisa disebut hutan kota.
Rute 10 dan 5 km itu tak lain berada di dalam hutan kota itu. Hebat. Di kota besar Beijing ada hutan besar seluas ini.
Disebut hutan kota karena letaknya memang di kota. Juga karena siapa pun boleh memasukinya: gratis. Yang mau lari 1 km ada jalurnya. Yang 2 km ada jalannya. Sampai yang 10 km. Tinggal atur mau ikut rute yang mana. Asyik sekali olahraga jalan kaki di bawah pohon-pohon di dalam hutan.
Saya menyesal tidak ikut yang 10 km. Udara kering ternyata tidak menghambat. Saya termasuk finis di gelombang pertama. Lalu bisa ngobrol dengan peserta lain. Saya diperkenalkan dengan beberapa alumnus yang sudah jadi pejabat tinggi. Ada yang baru saja pensiun sebagai menteri energi.
Sudah 20 tahun Olimpiade Beijing berlalu. Tidak ada fasilitas yang telantar. Kawasan ini menjadi fasilitas kota yang berharga. Menjadi taman keluarga penduduk Beijing.
Di tengah hutan itu begitu banyak keluarga yang menggelar "tikar". Makan-makan. Membiarkan anak mereka bermain dengan anak keluarga lainnya. Tidak terlihat ada yang memproduksi sampah.
Saya juga tidak perlu lagi cek kesehatan di kota Tianjin. Saya sudah punya jalur untuk melakukan itu di Beijing. Beberapa dokter yang dulu merawat saya sudah pindah ke rumah sakit di Beijing ini.
Karena itu meski saya "ngamar" di Beijing serasa di Tianjin. Rumah sakit ini juga punya gedung khusus untuk transplant hati. Suasananya mirip di RS Tianjin yang melakukan transplant hati saya 18 tahun lalu.
Beijing-Tianjin, naik kereta cepat, hanya 29 menit. Mirip Jakarta-Bandung. Tapi dengan bisa check-up di Beijing rasanya lebih dekat.
Tanpa ikut mikir ijazah rasanya hasil check-up akan lebih baik.(Dahlan Iskan)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News