GenPI.co - Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan utang maskapai Garuda Indonesia Saat ini mencapai 9,75 miliar dolar atau setara Rp 138,93 triliun (kurs Rp14.250 per dolar AS).
Menurut Wamen Penyebab utang Garuda menumpuk karena harga sewa pesawatsangat tinggi dari pada maskapai lain.
"Garuda termasuk yang terbesar dengan aircraft rental cost dibagi revenue Garuda itu mencapai 24,7 persen, empat kali lipat dari global average," ujar pria yang akrab disapa Tiko, saat rapat bersama Komisi VI DPR di Gedung DPR/MPR, Selasa (9/11).
Tiko mengungkapkan kondisi Garuda sudah dalam kondisi bangkrut.
"Sebenarnya dalam kondisi seperti ini, istilah perbankan sudah technically bankrupt, technically tapi legally belum," ucapnya.
Dengan kondisi seperti itu, pemerintah melakukan restrukturisasi Garuda dengan mengurangi beban biaya sewa pesawat yang terlalu mahal.
"Biasanya airlines yang bagus mungkin punya 2-3 jenis pesawat, ini Garuda mulai dari seri 777, 737, A320, A330, CRJ, ATR45, ATR75, semuanya ada, jadi memang banyak sekali dan ini membuat kompleksitas daripada pengelolaan cost jadi mahal," terangnya.
Oleh sebab itu, jenis pesawat yang dirasa tidak terlalu perlu akan dikembalikan ke lessor.
"Sekarang kita lebih ke pesawat yang wide body, yang 777 sama 330,” katanya.
Tiko mengatakan, jika pergi ke Denpasar akan menggunakan pesawat 777 karena itu lebih bisa membawa banyak orang meski tidak efisien seperti 737.
Setelah mengurangi jenis, jumlah pesawatnya pun akan dipangkas. Saat ini, Garuda yang semula punya 142 pesawat sudah dikurangi menjadi tinggal 50-60 pesawat saja beroperasi.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News