Letusan Gunung Semeru, Kondisi Sumberwuluh Mengerikan

06 Desember 2021 15:50

GenPI.co - Senin (6/12) hari ketiga letusan Gunung Semeru, tim penyelamat terlihat menggali sebuah spot sedimen yang menimbun di desa Sumberwuluh, Lumajang.

Meski tanpa alat memadai, mereka berhasil mengeluarkan jasad seorang anak laki-laki dari timbunan lumpur yang telah mengeras itu.

Semeru, gunung tertinggi di pulau Jawa mengamuk keras pada Sabtu (4/12) petang.

BACA JUGA:  Gunung Semeru Menderu, Jenderal Andika Kerahkan Pasukan

Dalam peristiwa itu sedikitnya 15 orang tewas akibat awan panas dan abu yang membakar. Selain korban tewas, 27 lainnya belum ditemukan..

Sumberwuluh, tempat mayat anak 13 tahun itu dievakuasi,  merupakan salah satu desa yang paling terdampak oleh letusan dan erupsi guguran awan Semeru.

BACA JUGA:  Prabowo-Sandi Dianggap Berkhianat, PA 212 Lebih Pilih 5 Tokoh ini

Pemandangan di desa itu mengenaskan. Lapisan lumpur menutup hampir mencapai atap rumah. Truk-truk pun terbenam penuh.

Upaya pencarian dan penyelamatan dihentikan sementara pada Minggu (5/12) sore. 

BACA JUGA:  Amukan Gunung Semeru: Karakteristik Terkuak, Ancamannya Ngeri

Sebab, ada kekhawatiran hujan lebat akan menyebabkan lebih banyak abu panas dan puing-puing jatuh dari kawah.

Letusan gunung setinggi 3.676 meter itu mengurangi tekanan yang selama ini terbentuk di bawah kubah lava di dalam kawah. 

Tetapi para ahli memperingatkan bahwa kubah itu bisa runtuh lebih lanjut, menyebabkan longsoran material membara ke lerengnya.

Dalam konferensi pers yang digelar Minggu, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Eko Budi Lelono menyampaikan peringatan perihal potensi hujan di kawasan kubah lava Gunung Semeru.

Kondisi ini  dapat menyebabkan aliran lahar dingin yang bergerak ke arah selatan dan tenggara.

"Oleh karena itu untuk sementara memang sebaiknya tidak ada aktivitas di sana," katanya.

Letusan Semeru sendiri telah membuat 1.700 penduduk desa mengungsi ke tempat penampungan darurat.

Namun pula mengabaikan peringatan resmi dan memilih untuk tetap di rumah mereka untuk merawat ternak mereka dan melindungi harta benda mereka.

Semeru, juga dikenal sebagai Mahameru, telah meletus berkali-kali dalam 200 tahun terakhir. 

Namun, seperti di banyak dari 129 gunung berapi yang dipantau di Indonesia, puluhan ribu orang tinggal di lerengnya yang subur. 

Sebelum ini, Gunung itu meletus pada Januari 2021 tanpa korban.(Reuters)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co