Disebut Minderan oleh Dubes Inggris, Trump Mengamuk di Twitter

09 Juli 2019 23:07

GenPI.co - Donald Trump menyebut Duta Besar Inggris Sir Kim Darroch untuk Amerika Serikat sebagai orang gila dan tidak dikenal sehingga tidak akan mau bekerjasama dengannya. Tindakan ini dianggap sebagai balasan kepada Duta Besar Inggris yang menyebut Trump sebagai ‘tidak kompeten’ dan ‘minderan’ dalam sebuah memo diplomatik yang bocor dua hari sebelumnya. 

“Duta besar gila yang ditempatkan oleh Inggris untuk mengibuli Amerika Serikat, bukanlah seseorang yang kami sukai, pria yang sangat bodoh,” ujar Trump sebuah kicauan melalui akun twitter resminya. 

“saya tidak kenal duta besar Inggris tapi dia tidak disukai atau dipertimbangkan di dalam Amerika Serikat. Kami tidak akan lagi berurusan dengan dia,” lanjut dia.

Sebelumnya, undangan untuk Duta Besar Inggris Sir Kim Darroch dibatalkan tidak menghadiri jamuan makan malam Presiden Amerika Serikat bersama Emir Qatar yang dilakukan Senin (8/7) lalu. 

Baca juga:

Dubes Inggris untuk AS : Donald Trump Orangnya Minderan 

Wanita Berdarah Indonesia jadi Paspampres AS Donald Trump 

Namun,  kicauan Trump dibantah oleh Andrew Overton,  mantan juru bicara kedutaan Inggris di Ia mengatakan Kim Darroch sangat disukai oleh pemerintahan Trump dan memainkan peran penting dalam kunjungan kenegaraan yang sangat disukai oleh Trump. 

“Darroch juga adalah diplomat yang sangat mahir yang melakukan beberapa laporan terbaik atas politik Amerika Serikat selama saya bekerja di Kementerian Luar Negeri Inggris,” ujarnya dalam sebuah kicauan Twitter. 

Publik Inggris sendiri mendukung duta besar mereka. Sir Kim Darroch dianggap mrlakukan  apa yang seharusnya dilakukan oleh kepala misi luar negeri harus lakukan. Hal tersebut adalah   memberikan penilaian apa adanya terhadap  pemerintahan di mana mereka ditugaskan. 

Tugas diplomatik seperti ini dilakukan oleh seluruh diplomat, bahkan Amerika Serikat sendiri. Dari data memo diplomatik yang dibocorkan oleh wikileaks, diketahui bahwa Amerika Serikat juga melakukan hal yang sama. 

Memo diplomatik dari kedutaan Amerika Serikat di Afghanistan memberi gambaran presiden Afghanistan Hamid Karzai sebagai ‘orang paranoid’, lalu presiden Perancis Nicolas Sarkozy disebut sebagai seorang yang ‘otoriter’ dan ‘kaisar tanpa pakaian’, sementara Perdana Menteri Australia Kevin Rudd digambarkan sebagai seorang yang ‘gila kendali’. 

Semua nama di atas adalah seorang pemimpin dari negara sahabat Amerika Serikat. Lantas bagaimana Amerika Serikat menilai pemerintahan yang bukan sekutunya?

Langkah Trump yang membatalkan undangan acara kenegaraan untuk duta besar Inggris dan kicauan melalui akun Twitter-nya itu dianggap tinggal selangkah lagi menuju pengusiran.  

Meski demikian, pemerintah Inggris bergeming dan Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan bahwa Inggris tidak akan mengganti Duta besar mereka untuk Amerika Serikat dalam waktu dekat. 

Simak juga tayangan menarik berikut

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co