GenPI.co - Pencemaran limbah di beberapa pantai di Bintan, Kepulauan Riau, masih terjadi. Kejadian itu terus berulang dari tahun ke tahun. Namun, hingga kini belum juga teratasi.
Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Bintan, Mustafa Abbas, mengatakan, limbah berupa cairan berminyak itu diduga bersumber dari pencucian tangki minyak kapal dengan kapasitas besar.
“Tiap musim angin utara, limbah itu masti mencemari kawasan pesisir Bintan. Bahkan hingga ke kawasan pariwisata Trikora dan Lagoi,” katanya, mengutip ANTARA.
Menurutnya limbah itu sulit dibersihkan jika menempel di kulit. Wisatawan pun kemudian mengeluhkan persoalan itu.
Mustafa lalu meminta aparat penegak hukum menindak tegas pencemaran lingkungan tersebut.
"Kami minta aparat yang berwenang bersinergi dalam menuntaskan permasalahan ini. Pengawasan yang ketat di kawasan perbatasan perlu dilakukan, di samping tindakan tegas," kata dia.
Dia menjelaskan, persoalan pencemaran lingkungan itu sudah berulang kali dilaporkan Pemkab Bintan dan Pemprov Kepri ke pemerintah pusat. Tetapi, hingga kini belum juga diketahui pelakunya.
"Ada informasi limbah itu berasal dari kapal asing," katanya.
Bahkan, kata dia, warga sering menemukan limbah minyak hitam di dalam karung di beberapa kawasan pesisir Bintan.
"Kami ingin permasalahan ini diselesaikan sampai ke akar-akarnya agar tidak terulang lagi pada musim angin utara selanjutnya," kata Mustafa.
Presiden LSM Air, Lingkungan, dan Manusia (ALIM), Kherjuli berharap pemerintah segera menangani permasalahan itu. Limbah itu juga mengganggu ekosistem perairan.
"Tidak hanya merusak, melainkan juga dapat mengganggu perkembangan ekosistem di perairan Bintan," katanya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News