Metromini-Kopaja: Mengais Rejeki Sambil Menunggu Ajal

12 Juli 2019 08:05

GenPi.co – Pada  eranya, bus-bus Metromini dan Kopaja (Koperasi Angkutan Jakarta) adalah penguasa  jalanan Jakarta. Armada itu berseliweran menguasai setiap trayek di ibukota. Tarif yang terjangkau membuat moda transportasi ini menjadi favorit masyakarakat. 

Namun itu dulu, rentang panjang antara tahun 80 hingga 2000-an. Tak lama lagi, Metromini dan kopaja tak lagi bisa ditemukan. Pemerintah DKI Jakarta ogah memeperpanjang izin trayek bis-bis tua ini. Sudah ada moda transportasi yang jauh lebih nyaman dan terintegrasi satu sama lain. Feeder-feeder mengasup penumpang ke bus-bus Transjakarta yang kemudian akan tersambung dengan moda transportasi teranyar bernama  MRT. 

Sambil menunggu ajal. Bis-bis ini tetap dipakai mengais rejeki oleh para pemiliknya. Gayanya masih tetap sama selama puluhan tahun, ugal-ugalan dengan mesin yang meraung keras. Meski begitu, masih banyak yang orang memanfaatkannya. Alasannya, bis ini beroperasi selama 24 jam penuh. Harganya pun ramah di kantong, satu tarif tak peduli dekat maupun jauh. 

Baca juga: 

Mulan: Dugaan Dukungan Disney pada Huawei dan LGBTQ 

Amerika Segera Kirim Orang Tinggal di Bulan, Kita Kapan? 

Kopaja - Metromini, Detik ke Detik Menanti Berakhirnya Eksistensi 

Rian adalah salah satu warga yang masih rutin menumpang Metromini. Setiap hari ia memanfatkan jasa bus itu untuk berangkat maupun pulang dari tempatnya bekerja. 

Ia mengaku bisa menghemat dengan menggunakan Metromini ketimbang moda transportasi yang lebih modern. 

“Meski banyak pilihan, saya lebih baik menggunakan Metromini, dengan membayar empat ribu rupiah, saya lebih menghemat hingga 30 ribu dibandingkan dengan ojek online,” ujar Rian kepada GenPI.co, kamis (11/7).

Ia juga punya pendapat soal rencana pemerintah untuk menghentikan izin bus-bus tua itu. “Kasihan para pengemudi dan pemilik armada bus ini, pemerintah harus memeikirkan solusinya sebelum izin trayek mereka habis," tuturnya. 

Ida, warga jakarta yang lain yang bekerja di Kawasan Blok M, Jakarta Selatan, juga masih setia duduk di kursi-kursi tua Metro Mini. Ia mengaku lebih leluasa memilih tempat lantaran Metro mini yang sepi penumpang. 

Meski demikian, kebiasaan bus-bus  itu berhenti di tengah jalan untuk menunggu penumpang kerap dikeluhkannya. Akan hal itu, ia berupaya mengerti. Itu merupakan siasat supir untuk memenuhi setoran di bawah gempuran moda transportasi baru yang lebih modern plus nyaman.

“Sudah banyak warga yang beralih ke alat transportasi lain seperti Trans Jakarta atau ojek lain untuk menuju ke tujuan mereka. Kasihan para pengemudi yang mencari penumpang dengan mangkal di tengah jalan,” ujar Ida.

Nasib bus-bus  tua Metromini dan Kopaja memang sudah ditetapkan. Pemprov DKI, melalui Dinas Perhubungan, telah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Nomor 665 Tahun 2013 tentang pencabutan izin trayek. Ada sekitar 1.600 bus metromini yang masuk dalam daftar pencabutan tersebut.

Sementara dari 1.600 bus itu, hampir 700 armada  yang masih memiliki dokumen berlaku hingga 2019. Dokumen tersebut, meliputi izin trayek, surat pengujian kendaraan bermotor, dan surat tanda nomor kendaraan. Bus-bus yang yang yang masih memiliki izin trayek masih diperbolehkan beroperasi hingga batas akhir izinnya.

Simak juga video menarik berikut

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred Reporter: Winento

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co