GenPI.co - Plt Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian LHK Sigit Reliantoro mengatakan bahwa mempertahankan dan meningkatkan indeks kualitas air di Indonesia sangat berat.
Sigit mengatakan bahwa indeks kualitas keduanya masih sangat rendah dan belum mencapai target, terutama air.
“Salah satu penyebab rendahnya kualitas air di Indonesia adalah masih banyak sumber air dengan kadar BOD dan E.Coli,” katanya dalam “Refleksi Akhir Tahun KLHK”, Selasa (21/12).
Menurut Sigit, hal tersebut mencerminkan bahwa limbah rumah tangga yang biasanya dibuang ke sungai masih belum dikelola dengan baik.
“Oleh karena itu, salah satu cara yang dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah memperbaiki sanitasi,” ujarnya.
Sigit memaparkan bahwa provinsi yang memenuhi target indeks kualitas air (IKA) sebanyak 14 provinsi. Sementara itu, 20 provinsi lainnya tidak memenuhi target IKA.
Lebih lanjut, Sigit menuturkan bahwa ada beberapa provinsi yang mengalami tren kenaikan nilai IKA selama lima tahun terakhir.
“Provinsi itu adalah DKI Jakarta, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Tengah,” paparnya.
Sementara itu, ada lima provinsi yang mengalami tren penurunan nilai IKA.
“Bengkulu, Banten, Kep. Riau, Sumatera Selatan, dan Jawa Barat mengalami penurunan nilai IKA sejak 2015 sampai 2021,” papar dia.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News