GenPI.co - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan bahwa riset di bidang kebencanaan harus dilakukan dengan serius.
Pasalnya, riset kebencanaan tak hanya terkait dengan teknologi dan upaya mitigasinya saja.
"Memahami bagaimana mekanisme bencananya itu penting sebelum melakukan inovasi dan membuat teknologi," ujarnya dalam "Refleksi Akhir Tahun 2021", Senin (27/12).
Handoko menegaskan pihaknya tengah melakukan evaluasi secara detail terkait program riset kebencanaan di BRIN.
Menurutnya, harus ada rasionalitas yang bisa diterima semua pihak untuk membuktikan bahwa apa yang BRIN lakukan sesuai dengan kaidah ilmiah.
"Nanti taruh sensor peringatan dininya di mana, tsunaminya di mana. Bisa juga taruh sensorsnya sudah benar, tapi ternyata tak mampu deteksi bencana," ungkapnya.
Handoko mengatakan memahami alam dan kebencanaan secara ilmiah sangat rumit, bahkan di wilayah daratan yang masih bisa terjangkau manusia.
Pasalnya, bencana alam adalah peristiwa non-linear.
"Bayangkan, jika teknologi mitigasi bencana di wilayah daratan saja sudah rumit, bagaimana untuk di lautan?" katanya.
Oleh karena itu, Handoko berharap periset BRIN bisa melakukan penelitian kebencanaan berlandaskan rasionalitas tersebut serta dapat mengungkapkan ke masyarakat dalam bahasa populer.
"Kami harap hasil riset itu bisa dibaca dan didengar masyarakat dengan benar, apalagi di tengah derasnya arus informasi hari ini," tuturnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News