Malam Budaya Jerman Suguhkan Tari Bali Legong Keraton

17 Juli 2019 04:06

GenPI.co -  Tari Bali Legong Keraton yang dibawakan Ni Nyoman Hartini Rutzer menjadi daya tarik bagi pengunjung acara malam budaya “Nacht Der Kuturen 2019“ yang diselenggarakan setiap dua tahun bertempat di kota Lauchringen, Baden – Württemberg, Jerman, yang pada 2019 digelar pada 12 Juli.

Malam budaya yang diadakan Persatuan Retail dan Pengusaha (Lauchringer Handels- und Gewerbekreis e.V ) Indonesia diwakili anggota Gerakan Kebaikan Indonesia (GKI) yang ingin membawa nama Indonesia ke dunia intrernasional.

Divisi Luar Negeri GKI Eva Reinhard, Selasa, menyebutkan selain tari Bali Legong Keraton, stan Indonesia juga mempromosikan aneka kuliner khas Nusantara seperti Rendang, Sate Ayam, Risoles, Tempe Goreng dan kue Chiffon Pandan sebagai pencuci mulut para pemburu kuliner.

Malam budaya dengan tema “berkeliling dunia dalam 8 jam“ ditampilkan tarian Samba dari negara Brasil dan tari-tarian dari negara lain menjadi magnet tersendiri bagi ribuan pengunjung yang ikut merayakan pesta rakyat tersebut.

Panitia penyelenggara dan penanggung jawab acara menyatakan bahwa mereka sangat gembira dan antusias bisa menyelenggarakan acara malam budaya yang ke-4 kalinya. Setiap dua tahun sekali pihak penyelenggara selalu menanti kejutan dan berbagai hal baru yang siap dipresentasikan oleh berbagai negara yang ikut berpartisipasi.

Malam Budaya yang diikuti 22 negara, dari berbagai benua dengan menghadirkan sekitar 30 Stand dan tiga panggung utama menghibur para pengunjung dengan berbagai atraksi budaya negara peserta.

Penari Ni Nyoman Hartini Rutzer mengatakan bahwa ia merasa terharu dan bahagia bisa memperkenalkan tari Bali Legong Keraton dan bisa menghibur pengunjung dengan memperkenalkan berbagai tarian nusantara, seperti tari Legong Keraton ini.

Warga setempat yang sebagian besar sudah menjadi Friends of Indonesia selalu menjadi pendorong dan inspirasi untuk terus berkarya mempromosikan budaya tanah air di negeri orang, ujar Nyoman sambil melayani pengunjung yang ingin berfoto dengan busana khas penari Bali .

Eva Reinhard, mengatakan seperti halnya, para diaspora Indonesia dengan berbagai latar belakang dan aneka profesi berkomitmen menularkan kebaikan dan mempromosikan tanah air melalui soft diplomasi kuliner ke seluruh dunia.

“Rasa capek saya dan teman-teman yang beberapa hari terakhir sibuk mempersiapkan segala keperluan acara, terbayar dengan kebahagian batin tersendiri begitu mendengar beberapa komplimen dari para pengunjung yang sampai 2-3 kali kembali lagi mencicipi rendang dan sate ayam," ujar Eva Reinhard.

Eva menambahkan bahwa pengunjung harus tahu Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat kaya dengan berbagai budaya dan kulinari khas propinsi masing-masing. Keaneka-ragaman ini yang selalu disampaikan kepada masyarakat lokal dimana kami tinggal. “Memang tidak mudah di awal karena banyak dari mereka mengenal Indonesia hanya “Pulau Bali“.

Stan Indonesia menyajikan masakan khas propinsi lain seperti soto ayam dan bakso.

Seperti pernyataan yang disampaikan Presiden Jokowi bahwa diaspora Indonesia menjadi aset penting bagi pemerintah.

Dengan kondisi perekonomian dunia yang masih belum stabil, setiap negara berusaha untuk meningkatkan ekspor dan menarik investasi asing. Disinilah peran diaspora Indonesia yang sangat berarti.

Baca juga:

Begini Cara Jason Ranti Dalami Karakter Pidi di Film Koboy Kampus

Milenial Datangi Planetarium Jakarta Untuk Tonton Gerhana Bulan

“Kami selalu optimis soft diplomasi yang kami perani di luar negeri akan membawa dampak positif bagi Indonesia, terlebih masyarakat dunia akan lebih mengenal tanah air tidak hanya dari segi keindahan alam, tetapi juga melalui kulinari, bahasa dan budaya nusantara (termasuk mengenalkan tari Bali Legong Keraton),” kata Eva Reinhard. (ANT)


Simak juga video ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Maulin Nastria

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co